Mobil Reyhan dengan perlahan memelan begitu sudah dekat dengan sekolah adik perempuanya.
Reyhan menoleh ke adiknya yang sedari tadi hanya terdiam saja. Tidak biasanya, yang selalu cerewet.
"Lo sakit, Na? Dari tadi diem aja."
Nina menegakkan kepalanya, lalu menatap Reyhan, "emang kalau diem artinya sakit ya?"
Reyhan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "hmm, ya enggak sih. Udah, cepetan masuk!! Entar keburu bel."
Nina mengambil tasnya yang berada di jok penumpang, "okee kak, hati-hati bawa mobil."
"Semangat, Na!!" Reyhan mengepalkan tangan kanannya lalu mengangkat ke udara seraya tersenyum lebar.
Sedangkan Nina membalasnya dengan senyuman ala kadarnya. Lalu keluar dari mobil.
Selama berjalan di koridor sekolah, hampir semua siswi memandangnya sinis. Mungkin itu adalah efek dari berpacaran dengan kassanova sekolah.
Tapi Nina tetap berjalan tanpa menggubris tatapan-tatapan tersebut. Hingga akhirnya ia sampai di kelas. Ia langsung ke mejanya dan menenggelamkan wajahnya di meja tersebut.
"Akhirnya, lo dateng juga, Na! Cerita dong, Na, gimana Kak Eza nembaknya," suara heboh milik Rena membuat Nina berdecak.
Nina mengangkat wajahnya, lalu memandang ketiga temannya yang kini sudah berada di hadapannya dengan wajah yang penuh tanda tanya.
Nina mendengus, "baru aja gue nyampe. Udah ditagih cerita sama debt collector dadakan kayak gini."
Ketiga teman Nina tersebut menyengir lebar.
"Ayolah, lo kan kemarin bilang kalo hari ini bakal cerita, keburu upacara nih," mohon Vio.
Kriiiing...Kriiiiing
"Well, denger sendiri kan kalo udah bel." Nina mengambil topinya yang berada di tas. "Nina bakalan ceritain kok, kalian tenang aja."
###
"Hah? Lo pernah gantungin Kak Eza?! Sumpah lo?!"
Rena, Radin, dan Vio membelalak begitu mendengar cerita Nina. Membuat murid yang berada di kantin menatap mereka dengan aneh.
Nina mendengus kesal, "ishh, kan gue udah bilang. Jangan heboh."
"Hehehe, sori Na," ketiga cewek tersebut membentuk jari mereka menjadi simbol peace.
Nina kembali menyuapkan siomaynya yang tinggal beberapa sendok lagi. Lalu menatap ketiga temannya ini.
"Tapi setelah beberapa hari kemudian, aku nerima dia," lanjut Nina.
"Wah, seharusnya lo ngasih kita-kita PJ, nih!!" celetuk Radin tiba-tiba.
Vio dan Rena menyetujui ide iseng Radin. Nina hanya geleng-geleng kepala saja melihat kelakuan tiga temannya ini.
"Nggak!!! Bisa bangkrut gue kalau gue nraktir kalian, secara kalian kan kalau makan banyak," canda Nina yang ditanggapi pelototan oleh ketiga temannya.
"Btw, Kak Eza dari tadi dimana ya? Kok nggak muncul?" Tanya Radin sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh kantin.
"Oh...," Nina menyeruput es kopyor miliknya. "Dia tadi sms aku, katanya lagi piket jaga perpus," jelas Nina.
Mereka pun melanjutkan makan yang hanya tinggal beberapa suap diiringi dengan candaan. Sampai lima menit kemudian, semuanya sudah ludes.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembaran✔
Teen FictionKlise. Mungkin banyak diantara kalian yang menganggap bahwa memiliki saudara kembar adalah hal yang menyenangkan. Apalagi kembarannya berbeda jenis kelamin. Tapi berbeda dengan yang berbeda dialami oleh Nina Felicia dengan kembarannya Nino Fernando...