48

9.8K 563 34
                                    

"Bacot lo. Serang aja, girls."

Perasaan Sherin menjadi tak enak. Ia merasa sesuatu yang buruk akan terjadi padanya.

Dua orang dari fans Nino tersebut mengambil dua ember yang sudah disiapkan. Masing-masing dari mereka mengambil isi dari ember tersebut.

Sherin memelototkan matanya. Ia benar-benar tak percaya. Tomat busuk?? Yang benar saja. Percuma ia tidak akan bisa kabur maupun menjauh.

Satu buah tomat itu telah mengenai badannya, membuat dirinya semakin panik. Lalu mereka pun melempar semua tomat busuk itu. Sherin tak melakukan perlawanan, ia hanya bisa berteriak. Tapi percuma saja, karena sekolah sudah sepi.

Lemparan itu tiba-tiba berhenti. Sherin membuka matanya secara perlahan, menatap fans Nino itu dengan tatapan yang menyedihkan.

"Kalau lo masih pacaran sama Nino, lo bakalan dapet yang lebih dari ini!! Lihat aja lo!!"

Lalu mereka berempat keluar dari kamar mandi itu. Meninggalkan Sherin yang kini masih terisak. Hal yang paling ia takuti akhirnya datang juga. Ia sempat memikirkan apa yang terjadi padanya jika ia berpacaran dengan Nino yang notabene sudah dianggap sebagai kasanova sekolah.

Ia tahu, bahwa ini semua salah. Sangat salah. Mengingat banyaknya fans Nino di sekolah.

Lalu ia mendengar langkah kaki mendekatinya. Ia menengadahkan kepalanya yang tadi ia tundukkan.

Orang itu berjongkok di hadapan Sherin, lalu memeluknya tanpa mempedulikan seragamnya dan jaketnya akan kotor.

"K-kak Gala??"

Lalu Gala melepaskan pelukannya. "Gue denger lo teriak tadi."

Sherin yang masih terisak menatap mata cokelat Gala, "k-kenapa pe-peluk gue??"

Gala meringis kecil. "Bodoh, lo itu perlu pelukan. Udah mending kita pergi dari sini aja."

Gala membantu Sherin berdiri. Lalu Sherin melihat seragamnya yang sudah tak karuan lagi. Apalagi rambut panjangnya kini telah lepek ditambah bau tomat.

Gala yang menyadari tingkah Sherin langsung melepas jaketnya dan memakaikan ke tubuh Sherin.

Sherin menatap Gala dengan tatapan bertanya. Gala yang sangat peka itu lantas menjawab. "Pake aja, lo nggak mungkin keluar pake penampilan lo yang nggak banget."

Sherin hanya tersenyum tipis mendengar jawaban Gala. Lalu mengikuti Gala untuk keluar dari toilet.

####

"Jadi lo tinggal sendirian disini?" Tanya Gala begitu melihat Sherin yang sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk.

Ia mengangguk dan duduk di sebelah Gala. "Iyaa."

Gala hanya ber-oh ria. Lalu meneguk teh lemon yang dibuatkan oleh Sherin. Lelaki itu melirik Sherin yang terlihat tenang. Seperti tak ada yang terjadi padanya.

"Lo gapapa, Sher??"

Sherin menatap Gala. "Lo tau sendiri jawaban gue apa."

"Tapi muka lo kayak nggak sedih-sedih amat gitu." Cetus Gala dengan nada tinggi di akhir kalimat.

Sherin menyipitkan matanya. "Terus gue harus nangis lagi gitu?"

"Eh... jangan."

Gala memang merasa Sherin adalah cewek yang aneh. Bagaimana bisa perasaannya bisa berubah secepat itu??

"Lo tadi kenapa bisa digituin sih?" Tanya Gala.

Sherin menghela napasnya. "Mungkin gara-gara gue pacaran sama Nino. Makanya jadi banyak yang nggak suka gue."

Kembaran✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang