Gala melihat Nina yang sekarang duduk di bawah pohon beringin yang rindang itu.
Samperin nggak ya
Gala menengok ke kanan kiri. Tapi tak ada siswa. Hanya anak paskib yang berlatih di lapangan.
Gala melangkahkan kakinya ke pohon beringin itu. Menghampiri Nina yang duduk sendirian.
Tanpa permisi, ia langsung duduk di sebelah Nina.
Nina menolehkan kepalanya melihat kedatangan Gala, "Kak Gala ngapain?"
Gala mengangkat satu alisnya, "nungguin orang. Lo nungguin siapa?"
Nina kini menunduk memandang kakinya, "nungguin Kak Eza. Mau belajar bareng."
Yailah Na, nungguin guenya kapan?
Mereka terdiam. Fokus ke pikirannya masing-masing.
"Hmm, Kak..." panggil Nina. Membuat Gala menoleh ke arahnya dengan satu alis yang terangkat. Fyi, terkadang Nina iri melihat alis Gala yang tebal dan hitam. Padahal nggak pakai pensil alis.
"Saputanganlosamajaketlo,guebalikinbesokyamaafngerepotin."
Gala tidak berkedip mendengar Nina mengucapkan kalimat sepanjang itu dengan cepat. Seperti rapper Eminim. Yang saking cepetnya nge-rap, sanpe Gala nggak tau apa yang diomongin.
Tawa Gala meledak saat itu juga. Membuat pipi Nina merah dan mengerucutkan bibirnya.
"Hahahaha..aduh lo ngomong apa sih Na???" Ucap Gala disela tawanya. Ia sampai memegangi perutnya.
Ia jadi ingin mencubit pipi tembam kakak kelasnya satu ini. Tapi menurut Nina, tawa Gala sangat adorable.
Matanya menyipit dan pipi tembamnya jadi mencuat ke atas.
Ia mencubit pipi kiri Gala. Membuat Gala mengaduh kesakitan.
"Hihhh, apa sih yang lucu kak?" Ucap Nina gemas.
"Aduh, anjir, sakit tau!!" Disaat Nina melepas cubitannya. Gala langsung mengelus pipinya.
"Lo tadi itu ngomong apa sih? Cepet banget," keluh Gala.
Nina memutar bola matanya, "Sapu tangan lo sama jaket lo gue balikin besok ya, maaf ngerepotin lo."
Gala membentuk mulutnya menjadi 'O', "iyaa bawa aja dulu. Sapu tangan itu buat lo aja. Gue rasa lo lebih membutuhkan."
Nina mengangguk, "jaketnya nggak sekalian buat gue aja kak?" Canda Nina sambil menaik turunkan kedua alisnya.
Mata Gala melotot, "jangan, jaket mahal itu."
Nina terkekeh sambil mencubit lengan Gala, "yee... sombong," cibir Nina.
Dari kejauhan, Nina bisa melihat Eza yang berjan mendekatinya. Senyuman Nina menjadi melebar saat melihat Eza.
"Eh, ada lo Gal. Nungguin siapa?" Eza memberi tos kepada Gala.
"Gue nungguin orang nih."
Eza mengangguk mengerti, "gue sama Nina duluan ya. Mungkin lo mau gabung belajar bareng kita?"
Gala menolak tawaran itu dengan halus, "oh enggak, thanks. Gue nanti ada acara keluarga."
"Yaudah kak, kita duluan," pamit Nina. Mereka pun berjalan ke arah parkiran.
Gala tak mau menjadi perusak masa-masa pedekate mereka.
Soal acara keluarga? Actually, ia berbohong. Keluarganya tak ada yang memedulikannya. Kecuali satu, yaitu Rara. Rara selalu bisa menghibur hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembaran✔
Teen FictionKlise. Mungkin banyak diantara kalian yang menganggap bahwa memiliki saudara kembar adalah hal yang menyenangkan. Apalagi kembarannya berbeda jenis kelamin. Tapi berbeda dengan yang berbeda dialami oleh Nina Felicia dengan kembarannya Nino Fernando...