"Ih siapa sih ini? Main tarik-tarik aja," seru Nina.
"Diem lo!!"
Mata Nina membelalak melihat siapa yang menarik tangannya.
Stefanny and the genk.
"Pegangin tangannya, guys!!" perintah Stefannya pada anak buahnya itu.
"Anjir, apa-apaan lo, Stef?!?!" teriak Nina.
Stefanny tidak menggubris perkataan Nina. Ia tersenyum. Senyuman iblis lebih tepatnya.
Sekolah sudah sepi, mungkin banyak yang tidak tahu perbuatan Stefanny yang satu ini. Nina merasa, percuma kalau ia berteriak, toh tidak ada yang mendengarnya.
"Mau lo apa sih, Stef?!!"
Stefanny tertawa, "mau gue? Mungkin lebih tepatnya mau lo apa, ha?"
"Maksud lo apa sih, Stef? Gue gak ngerti!!"
"Lo itu emang gatau bersyukur banget ya," Stefanny berjalan memutari tubuh Nina yang dipegangi oleh teman-temannya. "Udah punya Eza, masih aja gebet punya orang!!!" teriaknya di depan muka Nina.
Nina tersenyum miring, "Nino?"
"Pake tanya lagi nih anak, sikat aja Stef," ujar salah satu anak buah Stefanny.
Stefanny mengeluarkan ponselnya, "maksud lo apa hah? Peluk-peluk Nino di depan umum, maksud lo apa?!!"
Fotonya dengan Nino yang sedang berpelukan beberapa hari yang lalu. Ternyata tertangkap oleh salah satu mata-mata Stefanny.
"Lo nya aja yang gatau antara gue sama Nino, ngaku pacar, tapi gatau apa-apa!!" tegas Nina.
"Kebanyakan bacot lo, Na. Gue tau semuanya tentang Nino," Stefanny tak mau kalah.
"Semua? Seharusnya lo tanya Nino dulu tentang foto itu, bukan malah kayak gini!!"
Stefanny memutar bola matanya, "udah semprot aja, guys!!" titah Stefanny.
Wajah Nina kini berubah menjadi panik, "Wait, lo mau nyemprot gue pake apa?"
Stefanny mengeluarkan cat semprot dari tasnya. Lalu memberikannya kepada anak buahnya yang menganggur.
"Semprot dia!!"
"Please, jangan cat semprot," Nina kini mulai memberontak. Mencoba melepaskan diri, tapi tenaganya kalah kuat dibandingkan anak buah Stefanny.
Dan mereka mulai menyemprotkan cat itu ke seragam dan rambut Nina.
Hanya ada satu yang bisa ia lakukan sekarang, yaitu berteriak. "TOLOOOONGG!!!"
"Percuma aja kalo lo teriak, Nina sayang," ejek Stefanny.
Tiba-tiba suara sirine polisi berbunyi, entah berasal darimana suara itu, Nina tak tahu. Ia bahkan tidak melaporkan ke polisi.
"Ada polisi lewat!! Kabur," seru Stefanny. Dan mereka segera meninggalkan Nina yang terkulai lemas. Air matanya mulai berjatuhan.
"Cih, sama sirine polisi aja takut," ejek seseorang. Dan Nina yakin ejekan itu untuk Stefanny dan gengnya.
Nina menundukkan kepalanya. Ia tak ingin orang itu tahu akan keadaannya yang sangat berantakan.
"Pulang yuk, Na," ajak orang itu.
Nina berdiri dari duduknya, tapi ia masih menunduk, "gue pulang sendiri!"
"Kondisi lo berantakan," orang tersebut menarik tangan Nina yang akan pergi.
"Udah gue bilang, gue bisa pulang sendiri!!" tegas Nina.
Matanya melotot melihat orang itu, "Kak Gala?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembaran✔
Teen FictionKlise. Mungkin banyak diantara kalian yang menganggap bahwa memiliki saudara kembar adalah hal yang menyenangkan. Apalagi kembarannya berbeda jenis kelamin. Tapi berbeda dengan yang berbeda dialami oleh Nina Felicia dengan kembarannya Nino Fernando...