"Haha, lo pasti bercanda, No. Bahkan kalian nggak mirip," ejek Stefanny.
"Emang lo nggak pernah denger soal kembar non identik?" Nino menatap Stefanny dengan tatapan tajam. Ia pun menggenggam tangan Nina, "ayo Na, kita ke kelas."
Nina mengangguk. Dan mereka berdua meninggalkan kerumunan itu.
Stefanny yang masih shock, tiba-tiba jatuh terduduk. Kakinya terasa lemah setelah mendengar penyataan yang keluar dari mulut pacarnya sendiri.
"Sialan, gue udah salah target," ujarnya dengan nada panik.
Ya, Stefanny salah target. Bukan seharusnya ia menjadikan Nina korbannya. Dan menunjuk Nina sebagai orang ketiga antara dirinya dan Nino.
###
Gala melangkahkan kakinya ke rooftop sekolah. Seperti biasa, ia akan merokok disana. Ia pun mengeluarkan ponsel dari sakunya. Ia menimbang-nimabang, apakah ia harus menghubungi Eza tentang Nina?
Setelah beberapa lama, ia pun memutuskan untuk menghubungi Eza.
Nada sambung kini telah terdengar, lalu digantikan oleh suara Eza.
"Gala? Ada apa nelpon gue? Bukannya sekarang lo lagi sekolah? Jangan bilang, lo bolos lagi?"
Gala memutar bola matanya, "iyaa, gue emang bolos. Lo apa kabar?"
Di tempat Eza, tepatnya di Perancis, ia menggeleng-gelengkan kepalanya, "dasar kebiasaan. Gue sehat disini, lo sendiri?"
"Gue juga sehat disini."
"Sekarang di Jakarta jam berapa?"
"Jam 1 siang. Di Paris?"
"Jam 7 pagi nih."
"Yaudah, berarti gue nelpon lo di waktu yang tepat."
"Nina gimana?"
Gala menggigit bibir bawahnya, "sebenernya, gue nelpon lo karena mau ngomomgin Nina."
Eza berdiri di tempatnya, "ada apa sama Nina? Apa dia sakit?"
Gala menghembuskan napasnya, "Nina belum beri tahu lo, ya?"
"Belum. Nina kenapa, Gal?"
Dengan berat, Gala pun akhirnya mengatakannya, "Nina dibully sama Stefanny."
Eza memelototkan matanya, "kok bisa??!!"
Gala pun menjelaskan detail kejadiannya. Eza hanya bisa terpaku mendengar cerita dari Gala.
Karena ia tak berada di sisi Nina saat ia mengalami kesusahan. Eza menjadi sangat bersalah. Ia terlalu menyalahkan dirinya sendiri.
"Gue harus pulang sekarang!"
Mata Gala melotot, "lo jangan bertindak gegabah. Mungkin itu alasan Nina, agar dia nggak bikin lo khawatir dan ninggalin keluarganya demi Nina. Nina tidak seegois itu."
Eza menjambak rambutnya frustrasi, "terus apa yang harus gue lakuin, Gal??"
"Gue bakal jaga Nina buat lo. Lo nggak usah khawatir, selesain urusan keluarga lo dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembaran✔
Teen FictionKlise. Mungkin banyak diantara kalian yang menganggap bahwa memiliki saudara kembar adalah hal yang menyenangkan. Apalagi kembarannya berbeda jenis kelamin. Tapi berbeda dengan yang berbeda dialami oleh Nina Felicia dengan kembarannya Nino Fernando...