12

14.5K 861 12
                                    

Gala diam-diam memotret Nina yang sedang asyik menari. Menurutnya, gerakan tubuh Nina sangat indah.

Gala bisa melihat betapa sabarnya Nina mengajari anak-anak yang belajar menari. Ia kagum dengan perempuan itu.

Entah kenapa, sejak kedatangan Nina di kehidupannya, perempuan itu membawa perubahan pada dirinya.

Ia memang ingin mendekati Nina. Tapi rasa gengsinya sangat tinggi. Di sekolah ia terkenal sebagai cowok yang cool, keren, tampan, dan lain-lain. Lalu tiba-tiba, ia menyukai perempuan dan mendekatinya secara terang-terang. Hal itu termasuk tidak keren menurutnya.

Tepukan di pundak membuat Gala membuyarkan lamunannya. Gala mendongakkan kepalanya.

Terlihat Nina yang sedang menyengir di hadapannya. Malah membuat Gala ingin menabok Nina.

Sedangkan Nina mengerucutkan bibirnya, melihat tatapan Gala yang bisa dibilang datar. Padahal tadi ia berniat mengejeknya.

Nina duduk di sebelah Gala, membuka minuman isotonik yang ada di tasnya lalu meneguknya sampai sisa separuh.

Handphone Nina tiba-tiba bergetar. Sebuah notifikasi masuk ke benda kesayangannya itu. Membuat mata Nina berbinar melihat notifikasi yang masuk tadi.

Ia tersenyum-senyum sendiri lalu segera membalas notifikasi itu yang ternyata adalah chat dari Eza.

Sedangkan Gala menatap Nina dengan tatapan bingung. Cewek di sampingnya ini senyum-senyum sendiri saat melihat HPnya.

Wah, nih anak kesambet kali ya, batin Gala.

Gala melirik HP Nina. Ia bisa dibilang kaget. Ternyata Nina chat dengan sahabatnya sendiri.

Dugaan Gala selama ini benar. Nina menyukai sahabatnya sendiri. Hal itu nanpak jelas pada Nina.

Dari cara mata Nina menatap Eza dengan berbinar-binar. Wajah yang selalu sumringah jika di depan Eza. Cara bicara Nina yang lembut. Semua itu sudah terlihat.

Gala menghela nafas berat, jika kalian ingin tahu bagaimana perasaan Gala. Jawabannya ia sakit.

Bukan sakit badan atau fisik tapi sakit hati.

Ia tidak bisa bohong bahwa ia menyukai Nina.

Jantungnya berdetak seperti drum yang ditabuh dengan cepat jika ia dekat Nina. Hal itu bisa dibilang jatuh cinta, bukan?

Tapi tetap saja, rasa gengsi mengalahkan semuanya.

Ia bahkan tidak pernah chat sekalipun ke Nina. Mereka bertemu hanya saat latihan band saja.

"Kak, gue balik duluan ya. Ternyata gue udah dijemput sama kakak gue," ucapan Nina membuat Gala membuyarkan lamunannya.

Gala mengangguk, "gue anterin ke depan."

Setelah pamit kepada orang-orang yang ada di sanggar, mereka lalu segera ke parkiran depan sanggar.

Sudah terlihat mobil hitam milik Reyhan yang terparkir.

"Makasih ya kak, udah mau nemenin gue."

Gala tersenyum, "iya sama-sama. Gue juga balik dulu."

Nina segera memasuki mobil milik Reyhan. Ia disambut oleh Reyhan yang sedang tersenyum-senyum sambil menaik turunkan kedua alisnya. Membuat Nina mengerutkan dahinya.

"Lo utang cerita sama gue," kata Reyhan.

Nina mendengus, "apa sih kak? Udah ah cepetan. Gue capek."

Reyhan tertawa kecil. Ia tahu bahwa adiknya itu pasti malu menceritakannya. Dan akhirnya ia segera mengegas mobilnya.

###

Gala turun dari sepeda motornya. Ia segera masuk ke basecamp miliknya dan Eza.

Ia membuka pintu, tampak lah Eza yang sedang bermain fifa. Gala langsung saja menghempaskan tubuhnya dj sofa.

Eza melirik Gala sejenak, "Ada satu hal yang perlu gue omongin ke lo."

Gala menatap Eza dengan menaikkan satu alis tebalnya, "apaan?"

Eza meletakkan joystick yang ia pakai. Lalu menghela nafas dalam.

"Gue suka Nina," Gala merasa jantungnya berhenti saat itu juga. "Dan gue mau nembak dia." lanjut Eza.

"Secepat itu?" tanya Gala.

"Ya, enggak sih. Tanpa lo ketahui, gue udah deket sama Nina sejak dia pingsan dulu. Itu udah dua minggu yang lalu."

Benar, mereka bertiga-- Gala, Nina, dan Eza, sudah berteman sejak dua minggu yang lalu. Waktu terasa begitu cepat bagi Gala.

"Gue nggak mau sia-siain Nina, gue ngerasa kita udah cocok banget."

Gala terdiam mendengar penuturan sahabatnya itu.

Gala tersenyum tipis, "kalo lo suka sama dia, ya tembak aja Za."

"Dan lo mau bantu gue kan?" pinta Eza.

Fak lah, gue juga suka sama Nina, batin Gala.

"Iyaa gue bantu lo, tenang aja," Gala tersenyum, senyum palsu tepatnya.

"Lo bener-bener ngertiin gue, Gal."

Gala hanya tersenyum tipis.

Hal ini mengingatkannya pada kejadian waktu mereka kelas 10. Gala dan Eza menyukai perempuan yang sama.

Perempuan menyukai Gala, tapi Eza juga menyukai perempuan itu. Hal ini menimbulkan keretakan persahabatan Gala dan Eza.

Dan pada akhirnya perempuan itu tidak memilih Gala maupun Eza. Ia malah pergi ke luar negeri. Entah kemana.

Maka sejak saat itu Gala dan Eza memutuskan untuk tidak menyukai perempuan yang sama lagi.

Kembaran✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang