Pria berusia 40 tahun tersebut berjalan memasuki rumahnya. Rumah yang telah ia tinggalkan selama lima hari. Dan selama lima hari tersebut ia tidur di apartemen miliknya.
"Papa!!!" seru seorang perempuan kecil yang berlari menyambut kedatangan pria tersebut.
Pria tersebut menundukkan kepalanya, mengelus rambut anaknya yang sedang memluk kedua kakinya itu.
"Oh, hey honey, kamu udah tambah gede ya."
"Ya iya dong, Pa. Kan Rara minum susu terus makanya tambah tinggi. Papa kemana aja? Kok nggak pulang-pulang? Rara kangen," ujar Rara yang membuat raut wajah pria yang dipanggil papa tersebut berubah.
"Papa, sibuk nak, papa ke Singapura lagi."
Rara sontak menadahkan tangannya, "oleh-oleh?"
Pria itu mengacak rambut Rara, "nanti, ya? Papa capek."
Pria itu mendengar derap kaki yang teratur memasuki rumahnya. Pria tersebut langsung menoleh, tampaklah sosok putra sulungnya yang tiba-tiba langkahnya terhenti.
"Gala, baru pulang?"
Gala membuang mukanya, "sejak kapan Anda peduli dengan saya?" ujarnya dingin.
"Gala, yang kamu lihat kemarin salah nak."
"Jelas-jelas saya lihat dengan mata kepala saya sendiri," teriak Gala yang membuat Rara ketakutan.
Tiara-- mama Gala dan Rara, langsung menghampiri suara yang ribut di ruang tamu.
"Mas Tio?? Mas kapan pulang?" tanya Tiara dengan heran.
Gala pun terus melangkahkan kakinya ke kamarnya yang berada di lantai dua.
"Manggala Oktovian!!"
Panggilan tersebut tidak digubris oleh Gala yang terus melangkahkan kakinya.
Setelah sampai di kamarnya, Gala langsung merebahkan tubuhnya.
"Brengsek!!" rutuknya.
###
"DORRR!!!" pekik ketiga sahabat Nina.
Dan tentu saja cewek berambut panjang tersebut terlonjak kaget, ia mendengus kesal saat yang mengageti dirinya adalah ketiga sahabat idiotnya.
"Sialan lo semua," rutuknya.
Ketiga sahabatnya itu terkikik lalu duduk di hadapan Nina sambil menopang dagu dengan tangan masing-masing, membuat Nina makin mengerucutkan bibirnya.
"Kenapa sih, Neng? Mikirin utang?" Vio mencolek dagu Nina.
"Najis!!" Nina mengusap-usap dagunya. "Ya nggak lah!! Gue kan nggak pernah utang, nggak kayak lo semua."
"Ya makanya, cerita dong. Lo nggak kayak biasanya dah," celetuk Rena.
Nina menghela napasnya, mungkin bukan hal yang buruk untuk menceritakannya, "habis UAS, Eza ke Perancis, nemuin bokap nyokapnya
"Dan lo pasti tau kan rasanya kalo ditinggalin pacar ke luar negeri selama dua minggu?"
Ketiga sahabatnya itu langsung merubah ekspresinya setelah mendengar berita itu.
Rena menepuk bahu Nina. Sedangkan Radin berkata, "kita ngerti kok, Nin. Lo jangan galau gini dong."
"Lagian Kak Eza kan nggak selamanya di Perancis. Dia kan cuma ketemu bokap nyokapnya, harusnya lo seneng. Gue denger selama dia di Indonesia, dia tinggal di rumah neneknya, lo pasti tahu kan??" sambung Vio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembaran✔
Teen FictionKlise. Mungkin banyak diantara kalian yang menganggap bahwa memiliki saudara kembar adalah hal yang menyenangkan. Apalagi kembarannya berbeda jenis kelamin. Tapi berbeda dengan yang berbeda dialami oleh Nina Felicia dengan kembarannya Nino Fernando...