Liburan semester pertama pun dimulai. Nina kini bisa bernapas lega karena bisa melewati semester pertamanya dengan lancar. Ia tersenyum saat ia ingat bahwa hari ini adalah hari pertama liburannya.
Nina membuka ponselnya. Seketika ia membelalakkan matanya ketika melihat jam di ponselnya yang menunjukkan pukul delapan pagi. Ia bangun kesiangan, padahal dia anti dengan yang namanya kesiangan.
Tapi semalam, ia memang tidur larut karena melakukan movie marathon untuk menghilangkan kesedihannya karena kepergian Eza ke Perancis kemarin pagi. Dan ternyata dengan melakukan movie marathon, kesedihannya seketika ia menghilang.
Nina memang sangat sedih dengan kepergian Eza. Sejujurnya, ia masih menyayangi laki-laki itu. Tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Ia terpaksa harus merelakannya dan mulai move on.
Nina berjalan keluar kamar dan menuju dapur. Suasana rumah sangatlah sepi. Kalau Reyhan dan Bunda sih pasti udah pada berangkat. Nina mengernyitkan dahinya saat ia tak mendapati keadaan Nino. Entah Nino kemana.
Nina memutuskan untuk memakan roti yang sudah ia olesi dengan selai cokelat dengan susu putih kesukaaannya. Lalu ia memakannya di ruang keluarga sambil melihat acara pagi di TV.
Tak lama kemudian, suara pintu terbuka mengagetkan Nina yang sedang mengunyah rotinya. Dan alhasil, ia pun tersedak. Buru-buru ia meminum susu yang dibawanya. Lalu perempuan itu akhirnya bernapas lega.
"Lo kenapa batuk-batuk kayak gitu?" Tanya seorang laki-laki yang berdiri di belakangnya.
Nina memutar tubuhnya, mendapati kembarannya yang berdiri sambil melipat tangannya. Nina memelototinya, membuat Nino bingung.
"Dasar lo!! Buka pintu aja pake acara ngagetin segala. Gue keselek tau!!"
Nino tertawa mendengar gerutuan Nina lalu berjalan untuk duduk di samping Nina.
"Oh, kasian kembaran gue yang tersayang ini... utututu," Nino menepuk puncak kepala Nina.
Dengan sigap, Nina menepis tangan Nino, "jangan pegang-pegang gue kesel tau nggak!!"
"Yaudah sih, kalau kesel, ya kesel aja."
"Ih, Nino nyebelin!!!" Nina mencubit perut Nina, sampai Nino mengaduh.
"Aduh, perut gue!!" Teriaknya. "Lo kenapa sih, Na? Lagi PMS??"
"Lagian lo habis kemana sih? Gue bangun tidur, tau tau nggak ada orang dirumah! Pagi-pagi udah ngeluyur aja lo!!"
"Gue jogging, Na. Lo sih ngebo terus."
"Jogging gigi lo!! Ini udah jam segini, masih aja jogging."
"Kalo lo nggak percaya, yaudah sih. Lagian gue udah dari jam 6 tadi, sekalian sarapan di luar. Gue mandi dulu, capek gue," Nino berjalan ke kamar mandi dapur, meninggalkan Nina yang masih mendelik tajam ke arah lelaki itu.
Nina menghela napas lelah, lalu mematikan TV. Ia lebih baik mandi dan mengajar di sanggar tari yang sudah lama tidak ia kunjunginya. Selanjutnya, Nina pergi ke kamarnya untuk mandi.
Tiga puluh menit kemudian, Nina sudah siap untuk berangkat ke sanggar tari. Hari ini ia hanya memakai kaos berlengan 3/4, jogger pants, dan sneaker kesayangannya.
Setelah puas dengan penampilannya, ia segera mengambil tas selempang dan keluar dari kamarnya.
Di ruang keluarga, ia mendapati Nino yang sedang menonton TV.
Rupanya Nino menyadari kehadiran Nina, "mau kemana lo?"
"Ke sanggar," jawab Nina singkat.
"Gue anterin," Nino mematikan TV lalu mengambil kunci yang tergeletak di meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembaran✔
Teen FictionKlise. Mungkin banyak diantara kalian yang menganggap bahwa memiliki saudara kembar adalah hal yang menyenangkan. Apalagi kembarannya berbeda jenis kelamin. Tapi berbeda dengan yang berbeda dialami oleh Nina Felicia dengan kembarannya Nino Fernando...