"Happy birthday to you, happy birthday to you. Happy birthday Nina dan Nino, happy birthday to you."
Itulah lantunan lagu yang dinyanyikan oleh seluruh undangan di ulang tahun Nina dan Nino.
"Eh tiup dong lilinnya!!" seru Sherin dengan heboh.
"Jangan lupa make a wish dulu!!"
Nina dan Nino yang kini berdiri berdampingan saling menatap satu sama lain. Lalu mereka berdua memejamkan matanya untuk membuat harapan.
"Aku harap di ulang tahun ke-17 ini, aku bisa lebih baik dari sebelumnya. Dan aku harap perasaan Kak Gala ke aku masih sama seperti dulu," -- Nina Felicia.
"Gue harap, diumur gue ini, semua yang gue inginkan bisa lancar, dan semoga gue lulus olimpiade, biar gue bisa ngebanggain Bunda,"-- Nino Fernando.
Setelah itu mereka berdua meniup lilin yang berbentuk angka tujuh belas secara bersamaan. Dan suasana pun kembali menjadi riuh.
"Selamat ulang tahun, sayang," Bunda menghampiri kedua anaknya tersebut. Memeluk dan mencium mereka satu-persatu.
"Makasih, bun. Kita nggak nyangka kalau bakal semeriah ini. Kita kira, Bunda bakalan lupa sama ulang tahun kita," ucap Nino yang juga mewakili isi hati Nina.
"Bunda nggak mungkin ngelupain hari dimana anak Bunda lahir. Bunda harap setelah ini, kalian bisa jadi lebih baik dari sebelumnya."
"Makasih, Bun. Udah ngerawat kita selama ini, maaf kalau misalnya kita dulu sering bandel," Nina kini bersuara.
"Itu udah kewajiban Bunda. Jadi, selamat ulang tahun, sayang," Bunda kembali memeluk Nina dan Nino dengan sayang.
Setelah itu, semua orang yang berada di sana pun memberikan ucapan selamat pada Nina dan Nino. Mereka benar-benar tidak menyangka, hari ulang tahunnya akan se-spesial ini.
Pandangan Nina beralih pada tiga orang cewek yang sedang tersenyum padanya. Mereka Rena, Radin, dan Vio.
"No, gue kesana dulu ya," Nina menyikut Nino sambil menunjuk ke arah ketiga kawannya tersebut. Nino hanya menganggukkan kepalanya saja.
"Gue kira lo semua bakalan lupa sama ultah gue," ujar Nina sambil memeluk ketiga kawannya-- Rena, Vio, dan Radin.
"Yah, kita mana bisa lupa sama ulang tahun temen kita yang paling imut ini," Rena mencubit pipi Nina.
"Kita diem aja soalnya Bunda yang minta tuh," sahut Vio.
Nina terkekeh geli, "ya ampun, gue bener-bener nggak nyangka, kalian bakal ngerjain gue kayak gini."
"Selow aja, Na. Ini kan ultah ke 17, ya harus spesial dong," Radin membuka suaranya.
"Makasih banget!!" Nina menarik ketiga kawannya untuk dipeluk, "gue sayang sama kalian semua."
Setelah beberapa detik berpelukan, akhirnya mereka melepaskannya dan tertawa bersama. Hingga Radin melihat sesosok laki-laki yang berdiri di belakang Nina. Radin pun menyenggol lengan Rena dan Vio, bermaksud memberi kode. Untungnya Rena dan Vio mengerti.
"Eh, Na, kita ke Nino dulu ya? Kita belum ngucapin nih," ujar Rena.
"Oh oke, makasih udah dateng yaa."
Ketiga cewek itu pun bergegas meninggalkan Nina sendirian. Nina pun membalikkan badannya. Setelah itu ia pun menyadari kehadiran Gala yang sedang tersenyum kepadanya.
"Eh? Kak Gala!!" Nina pun berlari kecil menghampiri Gala. Pasalnya selama liburan ini, mereka jadi jarang bertemu. Nina jadi merindukannya, tentu saja karena status Gala adalah orang yang disukai Nina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembaran✔
Teen FictionKlise. Mungkin banyak diantara kalian yang menganggap bahwa memiliki saudara kembar adalah hal yang menyenangkan. Apalagi kembarannya berbeda jenis kelamin. Tapi berbeda dengan yang berbeda dialami oleh Nina Felicia dengan kembarannya Nino Fernando...