29

12.9K 750 29
                                    

"No? Lo juga ajak Nina belajar bareng ya?" tanya Sherin polos.

Nina dan Nino terdiam.

Sherin mengamati wajah Nina dan Nino sejenak, mirip, itulah yang terpikir olehnya.

"Wait, lo berdua mirip," kata Sherin lagi.

Nino menggigit bawah bibirnya, mungkin kah ia harus mengatakannya.

Nino melirik ke arah Nina. Nina membalasnya dengan tatapan seolah berkata, lo harus jelasin ke Sherin!!

"Sherin, lo mau kan dengerin penjelasan gue? Tapi, plis rahasiain, jangan beri tahu murid lain," hati Nino sebenarnya sudah tak karuan, karena semuanya sudah terbongkar. Dan ia tidak bisa mengelak lagi.

"Penjelasan? Dan kenapa harus rahasiain?"

Nino mengangguk, "pokoknya rahasiain."

"Wait.. sebenarnya kalian berdua itu ada apaan sih? Aneh gitu," Sherin menatap Nina dan Nino secara bergantian.

"Lo lihat foto keluarga itu??" Nino menunjuk foto keluarganya sendiri.

Sherin mengangguk.

"Lo lihat cowok dan cewek kecil itu yang duduk sebelahan?"

Sherin kembali mengangguk, "mukanya kayak kembar gitu."

"Emang kembar," komentar Nino.

"Lalu?"

"Kembar itu...gue sama Nina."

Sherin tentu saja kaget mendengar hal itu. Setahu dia, Nina sama Nino tidak ada kedekatan apapun di sekolah.

Sherin tertawa sejenak, lalu membenarkan posisi kacamatanya,"Kalian bercanda ya?"

"Nino serius, Sher," kini, Nina angkat bicara.

"Bahkan kalian, nggak pernah deket di sekolah," Sherin masih tetap tak percaya.

"Gue sama Nina memang saling menjauh di sekolah," Nino menundukkan kepalanya.

"Lo tega ya, No?? Nina kan kembaran lo," kata Sherin dengan suara meninggi.

"Oke gue tau kalo tindakan gue ini bodoh. Gue bakalan jelasin semua, bahkan Nina juga nggak tau alasan gue selama ini..."

Sherin tersenyum, "Go on."

"Gue emang pada awalnya benci Nina, karena dia udah bikin ayah meninggal, saat insiden Nina belajar motor pas SMP. Gue emang diemin Nina sampe tahun terakhir SMP.

"Tapi saat waktu kita lulus SMP, gue sama Nina dimasukin di SMA yang sama, setelah kita di SMP yang berbeda. Sikap gue emang dingin sama Nina, tapi entah kenapa rasa peduli gue sama Nina muncul lagi.

"Dan tepat saat tahun terakhir gue di SMP, sahabat gue satu-satunya entah kenapa ilang begitu aja."

Raut wajah Nino berubah drastis. Nino pun meminum air putih yang tadi di ambilnya agar pikirannya sedikit rileks. Sedikit demi sedikit, pikirannya terus membuka lembaran lama milik Nino yang sudah lama  Nino coba lupakan. Tapi sialnya, masa lalunya itu masih berada di otaknya.

"Gue punya sahabat, Aqila namanya. Kita deket banget sejak kelas 7. Entah kenapa waktu kelas 9, sikapnya berubah drastis. Dia kayak ngejauhin gue.

"Tapi gue tetep aja berusaha deket sama dia. Tapi satu hari, dia tiba-tiba menghilang sampe 1 minggu lamanya. Nggak ada yang tau dia dimana...

"Gue nyoba ke rumah lamanya, tapi yang gue temuin cuma pembantunya. Pembantunya bilang kalo Aqila dan keluarganya pindah ke luar negeri. Pembantunya bilang kalo Aqila udah nggak tahan tinggal di Indonesia."

Kembaran✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang