13

13.7K 808 1
                                    

Nino beranjak dari duduknya, ia melihat suasana sekolah sudah mulai sepi. Dan jam sudah menunjukkan jam 4 sore.

"Gue balik dulu ya," pamitnya kepada teman-temannya sambil menyalami satu persatu.

"Oke, hati-hati."

Nino tersenyum lalu berjalan ke parkiran. Nah, jika parkiran sudah sepi baru ia bisa mengambil motornya.

Baru saja ia memakai helm. Seorang wanita memanggilnya.

"Nino!! Tungguin!!" Wanita itu berlari menghampiri Nino.

Nino melepas helmnya lagi, "ada apa Stef?"

"Gu..gue mau bareng," Stefanny mengatur nafasnya.

Nino mulai berpikir. Jika ia mengantar Stefanny, berarti ia tidak bisa ke makam ayahnya. Kalau ia tidak mengantar Stefanny, ia akan mengecewakan gebetannya itu.

"Gimana?" Tanya Stefanny.

Nino kembali memakai helmnya, "yaudah, kuy naik."

Stefanny tersenyum senang dan langsung menaiki jok belakang sepeda motor Nino.

Dari kejauhan seorang gadis melihat mereka berdua dengan tatapan tidak suka.

Gadis itu adalah Nina. Bukan, Nina tidak mengidap brother complex.

Nina tidak suka jika kembarannya dekat dengan salah satu kakak kelas yang dibencinya.

###

Nino bersimpuh saat ia sampai di pemakaman ayahnya.

Ia menaburkan bunga di atas makam ayahnya. Lalu mengucap do'a.

"Yah, Nino udah lama nggak kesini. Nino sibuk terus," ucapnya.

"Bunda belum pulang dari luar negeri. Jujur, Nino kangen sama Bunda."

"Nino tau, kalau ayah paling nggak suka orang yang pendendam dan tidak mau memaafkan orang lain. Nino ngelakuin dua hal yang dibenci ayah."

"Ya, selama ini Nino udah anggap Nina penyebab meninggal ayah. Tapi Nino sadar, kalau itu udah takdir."

"Gimana caranya biar Nina maafin Nino? Nino nggak bisa terlalu lama musuhan sama Nina."

Matanya berlinang mengingat-ingat kesalahannya selama ini.

Nino bangkit setelah mengucapkan selamat tinggal pada pemakaman ayahnya.

Saat ia ingin keluar dari area pemakaman, ia melihat sesosok pria yang dikenalnya di eskul futsal.

Nino mendekati pria yang sedang duduk bersimpuh di sebuah makam.

"Kak Gala?" Panggilnya.

Pria itu langsung menoleh ke sumber suara. Dan mendapati Nino yang berdiri di belakangnya.

Nino ikut bersimpuh di samping Gala. Lalu memandang batu nisan di makam tersebut. Nino tertegun melihat tulisan di batu nisan itu.

Ratifa  Kailana
Lahir : 16-07-1974
Wafat : 04-11-2009

"Mama gue pergi pas gue umur 10 tahun." Jelas Gala.

"Mama nggak pernah beri tau kalau sakit atau enggak. Setelah diperiksa, tau-tau udah stadium akhir. Kanker sialan itu udah ambil hidup mama."

Kembaran✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang