38

11.7K 658 48
                                    

"Makasih Mbak," ucap Nina setelah pelayan wanita itu mengantarkan cokelat hangat kesukaannya.

Entah setan apa yang membawanya ke cafe tersebut. Padahal jarum jam telah menunjukkan pukul 8 malam.

Nina kembali membuka ponselnya. Tetap sama, Eza tak berkirim chat kepadanya.

Terlintas pikiran negatif di dalam otak Nina. Apakah Eza selingkuh? Tapi Nina segera menepis pikiran negatifnya itu. Ia harus berpikir jernih. Tak seharusnya ia berprasangka buruk.

Nina mulai menyeruput cokelat hangatnya. Cuaca saat ini memang dingin, sangat cocok jika dtemani secangkir cokelat hangat.

Ponselnya bergetar. Ia segera membuka LINE, berharap ada chat dari Eza.

Dan ternyata benar..

Eza Gofano : ngapain keluar malem2 gini? Pulang gih.

Nina mengerutkan dahinya, "Eza? Dia kok bisa tau?"

Eza Gofano : malah bengong, ceper balik.

Nina mencari Eza di sekitar cafe, dia yakin bahwa Eza berada di dekatnya.

Namun ia dikagetkan dengan suara ketukan jendela yang berada di dekatnya. Terlihat Eza yang sedang tersenyum.

Nina menutup mulutnya, "ya ampun, Eza," gumamnya.

Eza segera masuk ke dalam cafe. Menghampiri pacarnya itu dan memeluknya erat.

"Ya ampun, kok pulangnya cepet?" tanya Nina.

Eza melepaskan pelukannya, "soalnya aku kangen kamu," Eza mencubit hidung Nina.

"Aww!!" ringis Nina. "Sakit tau!!"

"Gemes sih."

Nina terkekeh kecil. Tapi ia teringat dengan Eza yang tidak mengabarinya.

"Kenapa tiga hari ini nggak ngabarin aku sih?"

Senyum Eza memudar sesaat, lalu ia kembali tersenyum lagi, "aku mau kasih surprise ke kamu. Makanya aku nggak ngabarin kamu."

Nina hanya mengangkat satu alisnya, "oh, jadi gitu."

"Erm, iyaa," Eza mengangguk tengkuknya yang tak gatal. "Lagian kita mau satu bulan kan? Makanya aku balik cepet. Kamu nggak bakalan lupa kan?"

Nina menyeruput cokelatnya, lalu ia bergumam, "iyaa, aku inget kok kalau kita mau satu bulan."

Suasana menjadi Awkward. Biasanya ada saja topik yang dibahas. Tapi kali ini mereka hanya terdiam saja.

"Udah gue duga lo disini, Na," ucapan seseorang itu membuat Nina dan Eza sama-sama menoleh. Orang itu adalah Nino.

"Kak Eza? Lo udah pulang? Kata Nina, lo ke Perancis?" tanya Nino dengan heboh.

"Ehm, ya. Gue balik cepet, No," Eza melirik Nina. "Gue kan mau satu bulan sama Nina."

"Wow, cepet banget ya."

Eza mengangguk, "oh iya, gue denger berita tentang kalian."

"Oh ya? Pasti berita tentang gue sama Nina yang kembar, kan?"

"Yapp, berita itu cukup populer di kalangan anak kelas 11, juga berita tentang lo putus sama Stefanny," ujar Eza.

Ia melirik Nina yang hanya terdiam. Tak seperti biasanya.

"Ya, gue putusin Stefanny, dia udah nyakitin kembaran gue."

"Well, gue nggak nyangka dia sejahat itu."

"No, bisa kita pulang sekarang?" pinta Nina.

"Pulang?" Nino mengerutkan dahinya. "Lo nggak mau omong-omongan dulu sama pacar lo?"

Kembaran✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang