37

12.1K 661 22
                                    

"Kasih maaf bila aku jatuh cinta, maaf saja bila kusuka saat kau ada yang punya."

"Haruskah kupendam rasa inu saja? Atau kah kuteruskan saja? Hingga kau meninggalkannya. Dan kita bersama..."

Gala menyudahi permainan gitarnya saat itu juga. Ia pun menyandarkan badannya ke sofa. Lalu mengecek hpnya. Tapi tetap sama saja. Sepi.

Eza pun tak berkirim pesan padanya. Mungkin Eza sedang sibuk dengam kedua orang tuanya. Maklum mereka sudah lama tidak bertemu.

Biasanya saat pulang sekolah begini, Eza selalu menemaninya di studio musik. Mereka berdua memang mempunyai selera musik yang sama.

Ketukan pintu yang teratur, membuat Gala beranjak untuk membuka pintu.

Gala mengernyit saat melihat orang yang datang, "Nina? Tumben kesini?"

Nina hanya diam, ia lalu melewati Gala yang masih berdiri di ambang pintu.

Gala menutup pintu dan selanjutnya ia berjalan ke hadapan Nina.

"Tumben kesini? Biasanya cuma latihan aja kesini."

"Gue kan juga anak band. Jadi gapapa kan kesini," ucapnya sinis.

"Cih, dasar lo."

Nina tak menghiraukan perkataan Gala. Ia malah mengambil sebuah gitar dan memetiknya perlahan. Membentuk sebuah nada yang enak di dengar.

"Tadi gue denger lo nyanyi."

Gala langsung menoleh ke Nina, "eh serius?"

Nina mengangguk.

Gala menggigit bibir bawahnya. Lagu tadi kan buat Nina.

"Well, lo kaya kesepian gitu sih pas nyanyi lagu tadi," Nina kini melirik Gala. "Lo kesepian?"

"Enggak tuh, sotoy banget sih."

"Tapi yang gue tau temen deket lo cuma Eza kan?"

"Ada lo juga, Na."

Nina memutar bola matanya, "ok. Selain gue sama Eza, apa ada yang lain??"

"Mau tau aja sih!"

Nina menghela napasnya, ia rasa akan susah jika akan mengobrol dengan Gala saat ini.

Ia merasa mood Gala sedang buruk.

Nina meletakkan gitar yang dibawanya, lalu ia beranjak dari duduknya, "Okay, gue mau pulang dulu. Kayaknya lo nggak bisa diganggu saat ini."

"Bentar, Na," Gala menarik pergelangan tangan Nina. Nina hanya menaikkan satu alisnya.

Lalu Gala menarik Nina ke pelukannya. Nina terpaku sesaat akan perbuatan Gala yang cukup mengagetkannya.

Pelukan itu berlangsung lama, bahkan Nina tak memberontak. Sampai Nina mengatakan, "Kak Gala..."

Gala pun tersadar dan buru-buru melepaskan pelukannya, "ehm, sorry."

"That's okay," Nina tersenyum kikuk. "Oke, gue balik duluan ya."

Gala mengangguk. Ia pun menatap Nina yang keluar dari ruang musik.

Gala menyentuh dada bidangnya, tepat berada di jantungnya, "oh my God, what was that?"

Gala pun mengeluarkan ponsel dari sakunya. Ia membuka chat dari Eza yang baru saja masuk ke ponselnya.

Eza Gofano : Gal, gue balik ke Indonesia...

Gala Oktovian : bahkan ini belum 2 minggu. Kenapa lo pulang cepet?

Kembaran✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang