Gala mengernyitkan dahinya ketika ia mendapati Eza yang terduduk di kursi panjang yang berada di rooftop.
Eza menoleh ke arah Gala berdiri, lalu ia tersenyum, "akhirnya lo kesini juga, Gal."
Gala tak menghiraukan perkataan Eza. Seperti biasa ia hanya bersikap cuek, lalu Gala akhirnya duduk di sebelah Eza.
"Lo mau ngomong apa ke gue??" Suara berat Gala membuat Eza menoleh padanya.
"Soal Nina, bro."
Gala membatin, ada apa dengan Nina??
"Gue gatau harus bilang kayak gimana," Eza menghela napasnya, "gue cuma takut Nina sakit hati. Gue nggak mau bikin dia sakit hati."
Gala memutar bola matanya, "tapi lo harus bilang ke Nina. Dia... juga perlu tahu."
Eza memijat kepalanya yang sangat pusing sedari tadi. Ia jadi tidak konsentrasi karena masalah yang menimpa dirinya.
"Yea, I know. Tapi gue nggak bakalan sanggu lihat dia sakit hati gara-gara gue," Eza menutup muka dengan kedua telapak tangannya.
Tangan Gala mengepal, "lo pada ujungnya bakalan nyakitin Nina, Za. Lo juga nggak bisa batalin perjodohan ini, lo nggak bisa bantah ortu lo!!" seru Gala dengan nada yang meninggi.
Eza menaikkan satu alis tebalnya, "lo kenapa jadi gini sih cara ngomong lo??"
"Gue..." Gala menggantungkan kalimatnya.
"Lo kenapa sih, Gal?"
Gala menundukkan kepalanya, "maaf, gue... kebawa emosi."
Eza memaklumi sahabatnya tersebut, emosi Gala memang tidak terlalu stabil karena masalah keluarganya. Dan Eza sudah cukup mengerti akan hal itu.
Gala menatap Eza yang masih tersenyum. Bahkan disaat ia menghadapi masalah yang besar, Eza selalu bisa tersenyum. Tidak seperti dirinya yang selalu terbawa emosi.
Maaf, Za. Gue sayang sama pacar lo. Gue nggak bisa nahan emosi ini, batinnya.
####
Seluruh siswa di SMA Cakrawala memang sudah tidak asing dengan pengumuman festival sekolah yang diadakan setiap akhir semester.
Banyak hal yang bisa dilakukan saat festival sekolah. Misalnya, ikut lomba, unjuk bakat, bazar, dan sebagainya.
Nina senang karena ini adalah festival pertamanya di SMA Cakrawala. Terlebih lagi, bandnya akan tampil di festival. Hal ini tentu membuatnya senang.
Ia rela setiap hari pada saat sepulang sekolah latihan band. Hal ini demi penampilan bandnya pada saat festival. Apalagi ditemani oleh Eza, pacarnya.
Kini Nina dan Eza tengah berjalan ke studio musik. Bel telah berbunyi sejak 30 menit yang lalu, tapi murid Cakrawala masih betah di sekolah.
Tentu saja Eza dan Nina menjadi pusat perhatian banyak siswa. Nina sebenarnya merasa risih, karena sebelumnya ia tidak pernah menjadi pusat perhatian. Tetapi Eza terlihat biasa saja akan hal itu.
"Pokoknya, aku mau lewat situ lagi," ucap Nina saat sampai di depan ruang musik. "Malu tau!!"
Eza menatap Nina gemas. "Iyaa iyaa, dasar kamu ini."
Mereka berdua pun masuk ke dalam ruang musik yang telah diisi oleh teman-teman satu bandnya. Termasuk Gala sang ketua band.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembaran✔
Teen FictionKlise. Mungkin banyak diantara kalian yang menganggap bahwa memiliki saudara kembar adalah hal yang menyenangkan. Apalagi kembarannya berbeda jenis kelamin. Tapi berbeda dengan yang berbeda dialami oleh Nina Felicia dengan kembarannya Nino Fernando...