6

15.2K 923 10
                                    

Nina menghirup nafas dalam-dalam. Berusaha menutupi kegugupannya. Sebut saja Nina demam panggung, karena begitulah dia.

Dia mengambil gitar akustik yang terletak di pojok panggung.

"Jadi kamu mau nyanyi apa?" tanya salah satu seorang juri yang merupakan pelatih club band.

"Saya mau menyanyikan lagu 5 Second Of Summer yang judulnya Wherever You Are,"

Nina memetik gitar itu dan mulai menyenandungkan lagu yang akan dibawanya.

"For a while we pretended
That we never had to end it
But we knew we'd have to say goodbye"

"You were crying at the airport
When they finally closed the plane door
I could barely hold it all inside"

"Torn in two
And I know I shouldn't tell you
But I just can't stop thinking of you
Wherever you are"

"You
Wherever you are
Every night I almost call you
Just to say it always will be you
Wherever you are"

"Cukup!"

Nina berhenti menggenjreng gitar itu.

"Lho kak? Saya kan belum selesai?" protes Nina.

"Saya bilang cukup ya cukup. Masih banyak yang mau seleksi," ujar Gala dengan sarkastis.

Terpaksa Nina turun panggung dengan wajah yang ditekuk.

'Ganteng sih ganteng, tapi nyebelin gitu,' batin Nina.

###

"Bun? Udah nggak ada yang ketinggalan kan?" tanya Reyhan sambil menutup koper Bunda.

Bunda melihat sekeliling kamarnya, "hmm, udah nggak ada kayaknya. Ya udah kamu ke garasi aja, nyiapin mobil,"

Reyhan mengangguk, "oke Bun, siap,"

Reyhan pun keluar dari kamar Bunda.

Wulan-- Bunda, melihat fotonya dengan ketiga anaknya yang dipajang di kamarnya.

Tak terasa, sebulir air mata mengalir di wajahnya.  Cepat-cepat ia hapus dengan punggung tangannya.

Wulan pun menenteng kopernya. Dan segera keluar dari kamarnya.

Malam ini, Wulan akan meninggalkan Indonesia. Ia akan pergi ke Jepang selama dua bulan. Ia akan mengikuti program pertukaran karyawan yang ada di perusahaannya dan perusahaan cabang Jepang.

Ada rasa berat menyergap hatinya. Yaitu meninggalkan anak-anaknya yang sangat ia sayangi.

Ia akan merindukan Nina yang periang, Nino yang pendiam, dan Reyhan yang sangat peduli dengan kedua adiknya.

Ia pun segera keluar kamarnya setelah ia mendengar klakson mobil berbunyi. Wulan pun segera ke depan, tak lupa ia mengunci pintu.

Di dalam mobil sudah ada Reyhan yang akan menyetir, Nino yang bermain PSP, dan Nina yang sibuk dengan novelnya.

Sungguh, Wulan akan merindukan suasana ini. Dua bulan, bukanlah waktu yang cepat.

###

Seberkas cahaya masuk melalui gorden kamar Nina, membuatnya terbangun dari tidurnya. Ia menyipitkan matanya, cahaya matahari begitu menusuk matanya.

Kembaran✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang