5

16.9K 954 14
                                    

Nina di kantin hanya fokus dengan bakso yang sudah dipesannya. Tanpa memedulikan teman-temannya yang sedang berumpi ria. Tentang make-up, seleb instagram, cewek tumblr. Dan lain-lain. Nina memutuskan untuk tidak berumpi seperti teman-temannya lakukan. Ia lebih suka berumpi tentang musik, band, ataupun film yang sedang populer.

"Eh liat tuh, Nino sama Kak Stefanny," Rena menunjuk dua murid itu dengan heboh. Padahal jarak meja mereka cukup dekat.

Ya, kedekatan Nino dan Stefanny cukup membuat heboh siswa SMA Cakrawala. Cogan kelas sepuluh bertemu cecan kelas sebelas, siapa yang tidak iri? Apalagi umur mereka terpaut satu tahun.

"Males deh, si Kak Stefanny kayak cabe gitu. Maunya sih gue yang sama Nino,"

Radin menoyor kepala Rena, "jangan keras-keras, oon. Gue tau Kak Stefanny itu kayak cabe." bisiknya.

"Nino terlalu sempurna buat kak Stefanny," sekarang Vio angkat bicara.

Nina yang mendengar percakapan ketiga teman-temannya itu hanya bisa mendengus saja.

"Lo kenapa diem aja Na? Lo nggak tertarik sama Nino?" tanya Radin.

Nina menggeleng, "buat apa gue tertarik, bukan urusan gue."

'Yaiyalah, buat apa gue tertarik. Orang Nino kembaran gue,' batin Nina.

Tapi sebenarnya Nina tidak menyukai Stefanny, melihat gaya centilnya saja sudah bikin Nina mau muntah. Apalagi sifat Stefanny yang menurut Nina, sok senior. Yang membuat Stefanny berbuat semena-mena.

Dulu Stefanny adalah kakak gugus di kelas Nina sewaktu MOS. Nina pernah dihukum oleh Stefanny, karena masalah sepele saja. Dan itu cukup membuat Nina muak.

Ya, memang Stefanny sangat disegani oleh siswa kelas sepuluh. Karena statusnya sebagai kakak OSIS dan penyumbang dana terbesar di sekolah.

Nino dan kawan-kawannya bangkit dari mejanya. Stefanny dengan centil menggaet lengan kanan Nino.

Begitu lewat di meja Nina. Nina memberikan lirikan tajam kepada Nino. Nino pun juga begitu. Tanpa diketahui oleh keduanya, ternyata Stefanny tahu itu.

Ia pun berhenti berjalan dan kembali ke meja Nina. Dan menggebrak meja Nina. Membuat yang ada di meja itu terlonjak kaget.

"Ngapain ngelirik-lirik?!" suara lantang Stefanny membuat takut teman-teman Nina. Tapi tidak dengan Nina dengan sikapnya yang tenang.

Nina tersenyum tenang, "kenapa sih kak? Gue kan punya mata. Jadi sesuka hati gue dong mau ngelirik-lirik."

"Lo gak sopan banget sih. Pake kata 'gue' sama kakak kelas. Lo gak tau gue siapa?"

"Whoa, selo aja kak. Jangan marah-marah. Nanti cantiknya ilang," kata Nina yang merupakan ledekan bagi Stefanny.

"Lo itu ya..." perkataan Stefanny terputus, begitu Nino menarik tangan Stefanny yang sedang menunjuk Nina.

"Udah Stef, kita balik aja ke kelas," kata Nino.

"Tapi..."

"Ayo balik ke kelas,"

Stefanny menata rambutnya yang sedikit berantakan. Lalu kembali memandang cewek yang baru saja mengibarkan bendera perang terhadapnya.

"Oke, lo selamat kali ini. Tapi besok awas aja," ujar Stefanny sinis.

Nina tersenyum sinis, "Oke kak, siap."

Stefanny pun langsung melangkah lebih dulu dari Nino. Nino hanya bisa menatap Nina dengan pandangan yang sulit diartikan. Lalu menyusul Stefanny.

Nina kembali menyatap makanannya. Ia melirik sekitar, ternyata pertengkarannya dengan Stefanny menimbulkan perhatian murid-murid lain.

Kembaran✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang