Prolog

41K 1.3K 42
                                    

Dua orang remaja bersandar di depan mobil hitam. Menunggu munculnya sang surya di ujung laut sana. Sesekali gadis di samping cowok itu melirik arloji hitam yang terlingkar di tangan kiri nya. Tidak sabar menunggu sunrise yang tak muncul juga.

Detik berikutnya, semburat cahaya orange mulai muncul di ufuk sana. Sebuah tanda sang surya akan menghangatkan setiap insan. Sebuah awal cahaya akan bersinar untuk semesta.

Gadis itu tersenyum semangat sambil menarik tubuhnya tiga langkah ke depan. Laki-laki disampingnya tidak mengikuti langkah gadis itu, hanya ikut tersenyum, lalu mulai memakai kacamata hitam yang sejak tadi berada di genggamannya.

Lea memejamkan mata saat matahari mulai naik semakin terang. Ia tak butuh kacamata hitam untuk melindungi matanya, sebab Lea hanya butuh matanya terpejam, demi merasakan cahaya hangat yang dipancarkan sang surya pada semesta.

Langit tanpa awan pagi ini membuat laki-laki tampan di belakang Lea dapat melihat indah nya sunrise dengan bebas dibalik kacamata hitamnya.

Sedang Lea, ia hanya ingin merasakan hangat damai matahari fajar. Ia menghirup udara sebanyak-banyaknya. Bersyukur, Tuhan masih mengizinkan dia menyaksikan sunrise yang mungkin akan menjadi yang terindah dalam hidupnya.

Namaku Alea,
Aku terlahir saat senja menyelimuti bumi...

Namun aku tak begitu mengagumi keindahan senja, seperti banyak orang yang tergila-gila dengan senja yang katanya indah.

Pesona jingga senja memang memukau. Aku setuju.

Namun dibalik itu semua, ada gelap yang paling pekat menantinya...

Fajar mungkin tak seindah senja. Aku tau.

Namun kurasa semua orang paham, bahwa tak seperti senja yang menjadi awal kegelapan, justru fajar menjadi awal kebahagiaan...

Karena alasan itu, aku menyukainya....

Sungguh, inginku sederhana...
Hanya ingin menikmati fajar dalam waktu yang lama... bersama laki-laki yang sama.

Hanya itu.

Lea membuka matanya, dan sukses membuat mata itu langsung menyipit silau, ketika merasakan seseorang menggenggam lembut tangannya.

Gadis itu menoleh, menatap laki-laki yang tersenyum manis di sampingnya.

Lea membalas senyuman itu.

Terimakasih Tuhan, telah menciptakan fajar, dan dia:)

Why Stay Away?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang