"Menjadi fans Real Madrid bukan berarti aku dilarang untuk menyukai Messi."
. . .
"Latihan bareng Seza seru emang?" Tanya Randy pada kedua anak yang kini tengah berisitirahat di pinggir lapang. Berteduh bersama Lea, Zahra, dan Rayyan.
Matahari naik semakin tinggi, membuat panasnya semakin menyengat kulit. Daripada nanti kulitnya jadi hitam, Randy memutuskan agar latihan dihentikan dulu. Lalu bergabung bersama teman-temannya yang hanya menunggu dan menonton di pinggir lapang.
"Seru! Kak Seza orangnya lucu--"
"Gua juga lucu," potong Randy
"Kak Seza juga baik. Kalo latihan, kita gak cuma dikasih latihan fisik," Kata Dika, "Kak Seza sering ngasih kita motivasi, soalnya kata Kak Seza... motivasi itu yang paling penting. Percuma kita punya skill tapi gak punya motivasi. Sebaliknya, sekalipun skill kita kurang bagus, selama kita punya motivasi, punya keyakinan, maka kita pasti bisa menaklukan!"
"Seza bilang gitu?" Tanya Lea.
"Iya. Sayang banget kita gak bisa nganterin Kak Seza tadi. Padahal pengen banget, cuman... kita harus bantu Ibu sama Bapak."
"Bantu apa?" Kini Rayyan angkat bicara. Ia masih penasaran tentang siapa sebenarnya kedua anak ini. Dimana Seza mengenalinya?
"Bantu ngumpulin botol-botol bekas, biar nanti bisa ditimbang, terus dapat uang."
Rayyan tersentak dalam diam. Terkejut dengan pernyataan Dika. Kini ia mengerti... kenapa Seza begitu peduli dan menyayangi kedua anak ini.
"Untung kemarin Kak Seza sengaja kesini, jadinya kita bisa ngobrol bareng dulu. Terus Kak Seza bilang, kalo jadi pemain bola nanti, dia pengen jadi pemain kayak Messi."
Randy mengernyit, "Kok Messi? Seza kan fans Real Madrid."
"Kak Seza juga bilang, jadi fans Real Madrid bukan berarti dia dilarang untuk menyukai Messi."
"Kenapa pengen kayak Messi?" Lea penasaran. Karena Seza tidak pernah bercerita padanya soal ini.
"Katanya... Messi itu gak egois, dia gak berambisi untuk nge-golin sendiri. Yang terpenting untuk dia, tim nya berhasil cetak gol, gak peduli siapa yang nge-golin. Kata Kak Seza, Kak Seza juga pengen kayak gitu... gak egois waktu dapet peluang. Selain itu juga, katanya... Messi itu salah satu pemain yang bisa ngontrol emosinya. Kak Seza ingin seperti Messi, tapi dengan menempuh jalannya sendiri."
Lea terdiam dalam kekaguman. Bagaimana bisa dia tidak mencintai Seza? Jika setiap detiknya saja, laki-laki itu mampu membuatnya jatuh cinta lagi, lagi, dan lagi....
"Kenalin ya, itu temen gua, bro!" Seru Randy keras. Seolah benar-benar bangga dengan fakta bahwa Seza adalah temannya.
"Kita latihan lagi yuk, Kak?"
Seketika air muka Randy berubah meringis, "Latihan terus, gak capek?"
"Enggak! Kita ingin menghidupkan mimpi kita, bukan hanya memimpikan hidup kita!"
"Wih, keren kata-katanya. Kata siapa itu?" Zahra ikut-ikutan kagum dengan kedua anak ini.
"Kata Kak Seza."
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Stay Away?
Teen Fiction"Salah gue cinta sama lo? gue bahkan gak tau, sejak kapan perasaan itu ada. Gua bahkan gak ngerti, kenapa gue bisa cinta sama lo. Gue bahkan gak pernah sadar, kalo gue takut kehilangan lo!" [Alea Afsheen Nindya] "Gue kira, gue gak suka dia. Tapi ter...