Rayyan dan Randy berjalan beriringan. Memasuki kantin yang sudah sangat padat. Meja meja disana sudah terisi semua, tak menyisakan satu pun meja yang dapat mereka tempati.
"Penuh gila." Rayyan mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kantin.
"Tapi gue laper." Randy mengusap-ngusap perutnya, dengan wajah yang dibuat sekasihan mungkin.
"Lebay najis." Rayyan menoyor kepala Randy, yang langsung menoyornya balik.
Entah bagaimana mereka bisa terlihat sudah sangat akrab seperti itu. Apa memang laki-laki selalu semudah ini untuk akrab satu sama lain?
"RAYYAN!!"
Teriakan itu membuat Randy dan Rayyan langsung mencari-cari sumber suara. Hingga akhirnya Rayyan melihat cewek yang melambai-lambaikan tangan ke arahnya.
"Itu siapa Ren?" Rayyan menunjuk gadis itu, Randy mengikuti arah telunjuk Rayyan.
"Itu kan, si Afra." Randy menoleh "Lo kenal dia?"
Rayyan mengangkatkan bahu nya "Gak tau."
"SINI RAY!" Afra berteriak lagi.
Randy dan Rayyan saling menoleh, dan mengangkatkan alisnya bersamaan.
"WOY, KAMPRET! GUA GAK DI AJAK?" Randy mengalihkan pandangannya pada Afra. Nyolot-nyolot tak berfaedah.
Di sana Afra terlihat mendengus kesal, "IYA BURUAN SINI."
"Sana aja kuy Ray! Laper nih ah," Randy berjalan mendahului Rayyan.
"Hey!" Afra tersenyum manis saat Rayyan tiba di mejanya.
Rayyan hanya membalasnya dengan senyuman, kemudian duduk di kursi yang tersedia disana.
"Mau pesen apa?" Afra berdiri, berniat memesankan makanan untuk Rayyan.
"Gapapa, biar gue yang mesen." Rayyan berdiri, menahan pergerakan Afra.
"Eh, gak papa Ray, tadi kan gara-gara aku lupa bawa topi, jadinya kamu harus upacara di depan." Afra menatap tepat pada mata Rayyan.
"Anggap aja, ini ucapan terimakasih aku." Afra tersenyum. Rayyan mengerutkan keningnya, kejadian tadi pagi sekilas terulang kembali di memori Rayyan.
Rayyan memasuki gerbang, disambut hiruk pikuk siswa-siswi yang bersiap untuk upacara. Rayyan menghela napas, kemudian berjalan menuju barisan kelas XII. Di mana saja, karena dia belum diberitahukan akan masuk kelas apa, ketika pendaftaran kemarin, ia baru menerima seragam nya.
Rayyan memilih barisan yang paling dekat dengannya, ia berdiri di paling belakang. Mata nya menangkap sosok cewek yang tertunduk, berdiri sendiri di depan. Entah kenapa ia merasa ingin memperhatikannya.
"Yah, gimana dong, gue gak mau upacara di depan nihh."
Rayyan menoleh, melihat Afra yang menunjukkan raut kecemasan pada teman-temannya.
"Ya gimana lagi, gue juga cuma punya topi satu."
Rayyan melirik lagi ke arah Lea, kali ini dengan senyuman tipis.
Cowok itu melangkahkan kakinya menuju Afra.
"Nih, pake aja punya gue." Afra terkejut, ketika tiba-tiba Rayyan memakaikan topi di kepalanya.
"Eh? Terus Lo gimana?"
"Gak papa, pake aja." Rayyan tersenyum manis, yang mampu membuat Afra tak berkutik. kemudian berlari ke depan.
"Hey?" Rayyan tersadar dari lamunannya, "Mau pesen apa?"
"Emm... Siomay sama es teh manis aja deh."
"Oke! Tunggu, ya." Afra tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Stay Away?
Teen Fiction"Salah gue cinta sama lo? gue bahkan gak tau, sejak kapan perasaan itu ada. Gua bahkan gak ngerti, kenapa gue bisa cinta sama lo. Gue bahkan gak pernah sadar, kalo gue takut kehilangan lo!" [Alea Afsheen Nindya] "Gue kira, gue gak suka dia. Tapi ter...