SEDEKAHKANLAH HARTAMU (PART C)

11.7K 791 21
                                    

- Bersedekah tidak akan membuatmu miskin -

Seza dan Lea turun dari mobil, dengan membawa masing-masing kantong putih yang berisikan nasi beserta lauk pauknya. Lengkap dengan buku-buku pelajaran dan alat tulis yang diperlukan.

Dua insan muda itu berjalan beriringan. Tanpa ragu melewati jalan yang sesak dengan bau amis akibat sampah berserakan. Perlahan dua pasang sepatu bergesekan dengan tanah yang kering akibat tidak ada satupun pepohonan yang ditanam disana.

Dua gubuk kecil berdiri dengan rapuh diujung jalan tandus itu.  Terlihat beberapa anak terduduk sambil mengipas-ngipas tubuhnya yang sudah penuh dengan keringat, sirat akan rasa lelah yang sudah merajalela.

Lea dan Seza terus menarik langkah mereka demi mendekati anak-anak luar biasa itu.

"HAIII!" Teriak Lea. Membuat anak-anak yang awalnya sibuk mengatur napas, langsung menoleh ke sumber suara. Menerbitkan secercah binar bahagia di mata setiap anak itu.

"KAKAKK!!"

"Mama sama Bapak belum pada pulang?" Seza mengambil posisi di pelataran gubuk itu. Sekilas mengelap keringat yang bermunculan di pelipisnya, akibat suhu udara yang terasa begitu panas.

"Belom Kak. Dapetnya masih dikit, kayaknya."

"Udah makan?" Tanya Lea.

"Belom." keempat anak itu menggeleng kompak.

"Pagi tadi udah makan?"

"Udah. Tapi Mama sama Bapak gak makan."

"Kenapa?" Kali ini Seza yang bertanya.

"Makanannya cuma dikit. Itu juga sisa kemaren. Udah Dika bilang, makanan nya bagi-bagi aja. Tapi Mama bapak bilang mereka gak lapar, katanya Dika sama ade aja yang makan. Padahal Dika tau, mereka bohong."

Lea terenyuh. Rasanya bendungan air mata ingin segera ia luruhkan saat disana. Tapi Lea maupun Seza sadar, mereka kesini untuk membawa tawa, bukan air mata.

"Kak?" Itu Nisa

"Hmm?" jawab Lea.

"Kenapa Mama sama Bapak suka bohong sama kita?"

Anak perempuan itu bertanya dengan wajah polosnya menatap Lea dan Seza.

"Bohong gimana, Sayang?" Seza yang menjawab.

"Bapak sama mama suka bilang kalo mereka gak lapar, padahal Nisa tau, sebenernya mereka juga kelaperan. Mereka suka bilang kalo mereka gak capek, padahal jelas tubuh mereka keringetan, tapi kenapa mereka gak pernah sedikitpun ngeluh Kak? Mereka malah selalu senyum, becanda, dan Nisa tau mereka ngelakuin itu karena pengen liat Nisa ketawa, karena mereka gak mau keliatan lelah di depan Nisa, Kak."

Ucapan Nisa terpotong akibat isakan tangis yang pecah dari bibir kecilnya. Segera Lea peluk tubuh bergetar anak itu, berusaha menenangkannya. Namun yang ada, Lea malah ikut menangis menyaksikan sendu yang tercipta di antara mereka.

"Kenapa mereka ngelakuin itu? Kenapa mereka nyiksa diri mereka sendiri demi kita?" Tangis anak perempuan itu semakin menjadi di pelukan Lea.

Why Stay Away?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang