52. Rasa Yang Terungkap (ENDING 2)

10.7K 443 62
                                    

"Leaaa!!"

Seruan lantang khas seseorang membuat Rayyan sontak menoleh. Ia tersenyum miring. Dasar Seza, tingkat so ganteng nya gak abis-abis! Nekad banget naik kesini, di serbu fans baru tau rasa.

Rayyan berdecak pelan, geleng-geleng kepala, menahan senyum melihat Lea yang dengan segera berlari menjemput Seza.

Belum lama ia memperhatikan drama Lea Seza, ponsel di kantong celananya bergetar hebat. Membuyarkan segala fokusnya. Segera ia rogoh ponsel itu dari tempatnya, lalu mengernyit bingung kala melihat nomor luar negeri menghubunginya. Ia diam sesaat. Siapa ini? Gak mungkin Afra 'kan? Masa iya ganti nomor?

Sudahlah. Daripada bertanya-tanya tidak jelas, akhirnya Rayyan menggeser ikon hijau di layar, menempelkan ponsel di telinga, lalu menutup sebelah telinga. Gak kedengaran! Berisik.

"Halo?"

"I... Ray....?"

"Hah? Who are you?" Seru Rayyan.

"Gua ...rang In... nesia."

Rayyan diam. Mengerjap beberapa saat.

Ooh. Orang Indonesia. Tapi kok cowok? Putus-putus gitu ngomongnya. Bukan gara-gara disononya putus-putus. Disininya aja kelewat berisik, sampe gak kedengaran.

"Hah? Ini siapa? Ada perlu apa?"

"Gu... ...mennya ...Fra!"

Rayyan mengernyit, "Ngomong apaan sih," ia bergumam, pelan... sangat pelan. Seakan bertanya pada dirinya sendiri.

"LU MENDING KIRIM SMS AJA! GAK KEDENGERAN SUMPAH! GUA LAGI DI STADION, NONTON BOLA! DISINI BERISIK BANGET!!"

Tut.

Tanpa mengucapkan apapun, laki-laki di seberang sana segera memutuskan sambungan. Membuat Rayyan langsung menatap layar ponselnya dengan kesal. Sialan! Gak sopan.

Beberapa detik setelah sambungan telepon diputuskan, sebuah pesan masuk ke ponsel Rayyan. Dari +4916047820xxx. Segera Rayyan buka.

"Lu Rayyan kan? Gua Ryo, temennya Afra di Jerman. Kondisi Afra drop banget, serius! Gua gak bisa hubungi orangtuanya, karena Afra gak nyimpen kontaknya. Boleh tolong kasih tau orangtua nya? Gua rasa mereka perlu kesini. Kondisi Afra bener-bener drop. Gua gak bisa jelasin gimana ceritanya. Tolong, secepat mungkin. Terimakasih...."

Rayyan memaku ditempat. Segala risau menyergapnya mendadak. Sial! Ada apa ini? Bukannya Afra telah sembuh total sebulan yang lalu?

Rayyan menggeleng. Informasi ini belum bisa diyakini kebenarannya. Bisa saja orang ini hanya ingin mengerjainya kan?

Tapi... tapi... jika dilihat dari nomornya, +49 itu memang kode Jerman. Rayyan berdesah keras. Sialan!

Akhirnya ia putuskan untuk mengetik pesan balasan.

"Kirim foto!"

Tak butuh satu menit, ponsel Rayyan kembali bergetar. Ada pesan masuk dari whatsapp. Ia membukanya. Benar saja, si Ryo itu mengirim gambar Afra yang tengah terpejam di atas ranjang rumah sakit. Tapi... tunggu! Kenapa pula gadis itu harus diikat?!

Kembali Rayyan mengetik pesan.

Kenapa di iket?

Afra terus mencoba bunuh diri.

Hah?

Why Stay Away?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang