41. Sahabat or Bangsat

8.5K 440 31
                                    

Aku ingin tetap berjuang untukmu, walau mungkin yang kamu perjuangkan bukan aku.

- Afra Geshya Raitama

. . .

Ceklek..

Gadis itu berbalik cepat,menatap horror pintu yang sebentar lagi akan terbuka. Afra takut jika yang masuk ternyata bukan ibunya, melainkan ayahnya. Tubuhnya menegang. Ia harus apa jika yang masuk memang ayahnya, sedangkan dia sudah memakai seragam bersiap untuk sekolah?

"Sayang?"

Akhirnya gadis itu menghembuskan napas lega kala menangkap sosok Lisa muncul dibalik pintu kamarnya. Ia tersenyum bahagia. Hari ini dia akan sekolah, yey. Suntuk rasanya jika hanya berdiam diri di kamar sepanjang hari, seperti kemarin.

"Ayah udah berangkat Ma?"

Lisa mengangguk disana, "udah, tapi inget! Kamu harus udah pulang sebelum ayah pulang!"

Afra mengangguk pasti, sambil menempatkan tangannya di depan dahi. Posisi hormat, "Siap!"

"Yaudah, Afra berangkat sekarang ya?  Udah siang," gadis itu bergegas menghampiri ibunya, mencium tangannya.

"Hati-hati, ya."

"Eh, ma, Afra pake motor boleh, ya? Ini udah siang, kalo naik taksi takut kesiangan?" bujuk Afra.

Lisa mendengus pelan, berpikir sebentar, "yaudah boleh, tapi jangan sampai ayah kamu tau."

Afra mengacungkan jempolnya semangat, "beres! Makasih Mamaaaaa.. " Afra memeluk ibunya sekilas lalu segera berlari keluar. Setelah sebelumnya menyambar kunci motor di atas nakas.

. . .

Gadis itu melirik jam yang melingkar di tangannya, dengan fokus yang masih sama, menyeimbangkan motor scoopy peach miliknya yang dihadiahkan ayahnya. Sebenarnya ia belum diperbolehkan untuk memakainya, tapi gak papa lah, inikan darurat.

Ah, shit! Sepuluh menit lagi bel masuk akan berbunyi, dan Afra masih sangat jauh disekolah. Ia memutuskan untuk menambah kecepatannya, berdesakan diantara padatnya kendaraan yang meramaikan jalanan.

Sontak keseimbangannya terganggu saat mobil di belakang tiba-tiba menyenggolnya. Hingga Brughh!! Afra kehilangan keseimbangan, membuat ia kini bersama motornya berakhir di atas aspal. Sakit. Sungguh, kakinya terjepit. Afra berusaha menyingkirkan motor dari kakinya yang terasa sudah benar-benar terhimpit. Namun sekuat apapun ia berusaha, nyatanya motor itu tidak berniat untuk bergerak sedikitpun.

Mobil yang tadi menyenggolnya berhenti tepat dihadapannya, segera supirnya keluar dan berlari ke arah gadis yang tak sengaja ia senggol. Membantu Afra mengangkat motor yang sudah menghimpit kakinya.

"Maaf, dek, saya tidak sengaja, bos saya sedang buru-buru. Adek tidak apa-apa?" Supir berkumis sedikit tebal itu segera membantu Afra berdiri, menciptakan ringisan kecil dari bibir Afra.

Afra menatap laki-laki berperawakan tidak terlalu tinggi itu dengan sedikit kesal, diiringi dengusan samar yang keluar dari mulutnya, "gak papa kok Pak, lain kali hati-hati ya, keselamatan itu penting."

Pria itu mengangguk, "iya dek, apa ada kerusakan yang perlu saya ganti?"

"Gak papa Pak, terimakasih."

Why Stay Away?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang