16. Soal Rasa

9.9K 518 28
                                    

- Jatuh cinta pada orang yang tidak percaya bahwa cinta itu indah? Oh Tuhaan.. Kenapa rasa ini sulit untuk hilang? -

•••

Alea berlari secepat yang ia bisa. Menembus hujan yang turun sangat lebat pagi ini. Memeluk tas gendong miliknya, agar buku-buku di dalamnya tidak basah.

Ya. Lea lagi-lagi kesiangan. Sehingga dia harus berlari, tidak peduli dengan hujan yang mengguyurnya. Jika harus dideskripsikan, hujan pagi ini sangat lebat, ditambah angin yang membuat air-air hujan semakin cepat berjatuhan.

Gadis itu tidak membawa jaket, payung, ataupun jas hujan. Hujan turun saat Lea sudah di angkot.

Lea terus berlari, memasuki gerbang sekolahnya. Tidak ada seorangpun yang berkeliaran di luar saat ini. Gadis itu melanjutkan maraton nya menuju kelas. Sedikit memperlambat langkahnya ketika sampai di koridor.

Dari kejauhan, sudah terdengar ricuh nya keadaan kelas.

Lea menghentikan langkahnya di depan kelas XII Ipa-3

Gadis itu memeras rambut panjang nya dulu, sebelum memasuki kelas. Kemudian mengikatnya.

"LEAAA!! SUMPAH LU LAMA!" Baru saja satu langkah Lea memasuki kelas, Zahra langsung berteriak heboh sambil menghampirinya.

"Kemarin lo ngapain aja di rumah Rayyan? Anjir penasaran gue."

Seisi kelas yang sebelumnya sibuk dengan aktivitas masing-masing, kini tengah menatap satu titik yang sama, Alea.

Lea mengedarkan pandangannya, melihat berbagai macam tatapan tertuju ke arahnya.
Sahabatnya itu memang tak bisa mengontrol mulutnya.

"Ngapain pada liatin artis?"

Seketika sorakan huuuu menggema disana.

"NGAREP LU!"

"MINTA DI GAPLOK!"

"MINTA GUE NIKAHIIN!"

"NGIMPI MBAA!"

Celotehan para penghuni kelas yang hanya ditanggapi dengan wajah datar oleh Lea.

Zahra memperhatikan Lea, dari atas, sampai bawah.

"Lu kok basah kuyup gini? Abis diguyur siapa?"

"Diluar hujan bego." Kata Lea datar.

"Hah? Emang iya?" Zahra berlari ke pintu, melihat cuaca di luar. Mata Lea mengikuti pergerakan Zahra, lalu menggeleng-gelengkan kepalanya. Suara hujan terdengar sangat jelas ke dalam kelas, kenapa Zahra tidak menyadarinya?

Gak tau suara hujan atau gimana si ni cobat gue?

"Terus lo hujan-hujanan?" Kata Zahra, saat sudah berada di hadapan Lea lagi.

"Enggak. Gue panas-panasan." Jawab Lea datar. Dingin.

Zahra tertawa kecil, "Kalo panas-panasan lu gak bakal basah! Ih bego dasar."

"Iya makanya, ngapain nanya."

Kata Lea sambil melangkah menuju bangkunya.

"Berarti, gue yang bego?" Gumam Zahra pelan.

Sekilas, mata Lea bertemu mata dingin milik Seza, tapi laki-laki itu langsung mengalihkan pandangannya ke handphone yang ada di genggamannya. Setitik sakit menembus hatinya.

Gadis itu duduk di kursinya dengan lemas. Tubuhnya terasa menggigil, ditambah dengan kepalanya yang terasa pusing akibat air hujan.

I need a jakcet.

Why Stay Away?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang