Sekali kamu. Tetap kamu
~Melly Goeslaw-Promise
Pak Darus, dengan gaya formalnya berdiri menjelaskan materi biologi di kelas XII yang terlihat sangat hening dan rapi.
Sebenarnya, murid XII IPA 3 membisu bukan karena memang memahami pelajaran yang disampaikan Pak Darus, diamnya mereka lebih disebabkan oleh kantuk yang selalu menyerang tidak tepat pada waktunya. Sudah biasa... penyakit pelajar.
Begitu senyap, tak ada seorang pun yang berani mengalihkan pandangannya dari sosok legenda yang sebentar lagi akan pensiun itu, tak ada seorang pun yang berani memperlihatkan keabnormalan mereka seperti biasanya.
Sebab jika mereka berani sedetik saja lengah dari memperhatikan Pak Darus, maka guru itu akan segera melontarkan pertanyaan teori yang sangat sulit untuk djawab. Dan itu menyebabkan seluruh siswa-siswi kelas mau tidak mau, mengerti tidak mengerti, harus fokus ke depan.
Zahra, yang mendengar sebuah ringisan kecil di sampingnya segera menoleh. Mendapati Lea yang tengah berkeringat dingin dan memucat sambil memegangi perutnya seperti menahan sakit.
"Lo kenapa?" Bisik Zahra.
"Maag gue kambuh deh..." Lea menjawab dengan nada yang lemah.
Nahan kentut, tapi gak pengen kentut. Nahan eek, tapi gak mau eek. Kurang lebih itu yang kini dirasakan Lea. Ditambah bagian perut dekat ulu hatinya yang terasa diremas dengan keras. Membuat tubuhnya sedikit bergetar, dan terasa sangat lemas menahan sakit.
"Sakit emang?" tanya Zahra yang pura pura polos.
"Ya sakit lah bego."
"Ih Lea lu pucet gituuuuu..." Zahra menatap Lea khawatir.
"Sakit, Ra..." lirih Lea. Menundukkan wajahnya sekilas saat sakitnya semakin hebat menyerang.
"Gue anterin--"
Belum sempat Zahra menyelesaikan ucapannya, sebuah spidol telah lebih dulu mendarat di meja mereka. Menciptakan bunyi bantingan yang lumayan keras. Membuat kedua gadis itu reflek menoleh ke arah lemparan.
"LAGI GOSIPIN APA?!" Suara lantang Pak Darus menggelegar di seisi ruangan.
Membuat Zahra harus menelan ludahnya terlebih dulu sebelum menjelaskan keadaan Lea.
"Eehhh, i-ini Pak, Lea... Maag nya kambuh..." ucap Zahra terbata. Gugup ditatap galak oleh Pak Darus.
Pak Darus spontan mengalihkan pandangan ke arah Lea. Melihat sendiri bagaimana pucatnya wajah gadis yang kini kepayahan menahan sakit.
"Yasudah, tolong kamu anterin ke UKS."
Pak Darus itu sebenarnya baik. Hanya saja, sikap tegas dan terlampau disiplinnya itu yang membuat anak anak jadi beranggapan kalo dia itu galak.
"Siap Pak!"
Zahra segera membantu Lea berdiri.
"Le, Lo belum makan?" Tanya Seza dari tempat duduknya, saat Zahra memapah Lea keluar dari bangku.
Lea hanya mengangguk lemah, dengan pandangan tak fokus entah mengarah kemana.
"Anterin ke warung dulu deh, Ra." ucap Lea lemah, setelah mereka berada di luar kelas.
"Eh lu kan sakit bego! Ngapain pake ke warung?"
"Ih beli dulu obat maag."
"Di UKS juga ada, kali!" Seru Zahra. Gemas dengan kebegoan sahabatnya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Stay Away?
Teen Fiction"Salah gue cinta sama lo? gue bahkan gak tau, sejak kapan perasaan itu ada. Gua bahkan gak ngerti, kenapa gue bisa cinta sama lo. Gue bahkan gak pernah sadar, kalo gue takut kehilangan lo!" [Alea Afsheen Nindya] "Gue kira, gue gak suka dia. Tapi ter...