17. Aku Rindu Senyuman Itu

10K 481 22
                                    

"Alea! Lo gak papa?" Rayyan tiba-tiba masuk, saat Lea sedang membersihkan hidung nya di toilet.

Lea dan Zahra mendongak, melihat Rayyan yang menatap mereka dengan panik.

Zahra melotot, "Ray, ini kan toilet cewek!"

Rayyan gelagapan, "Oh iya, gue lupa." cowok itu berlari cepat keluar.

"Al, kalo kenapa-napa, gue ada disini!" Teriakan Rayyan membuat Lea menggeleng-gelengkan kepala karena tingkahnya. Zahra hanya tertawa kecil sambil menggoda Lea yang masih sibuk membersihkan hidungnya.

"Si Rayyan kenapa, sih? Panik banget kayaknya." Zahra menyandarkan tubuhnya pada dinding toilet, menunggu Lea selesai membersihkan hidung nya.

Lea mengendikan bahu, "Tau. Gue yang mimisan, dia yang ribet."

Zahra hanya terkekeh kecil mendengarnya.

"Baru kenal sehari, udah jatuh cinta aja. Gila tu anak."

Lea menghentikan pergerakannya. Benar juga. Rayyan dan dia baru saling mengenal kemarin. Kenapa terasa sudah begitu dekat?

•••

"Seminggu lagi, tournament futsal putra-putri kelas XII akan diselenggarakan di sekolah kita. Jadi hari ini kegiatan kita hanya latihan fisik, dan seleksi. Bapak ingin melihat kemampuan-kemampuan kalian bermain bola."

Ekspresi anak kelas XII Ipa-3 bermacam-macam ketika mendengar itu. Dimulai dari yang sangat bersemangat, sampai yang sangat kesal dengan tournament itu.

Di sekolah mereka, setiap tahun memang selalu diadakan tournament seperti ini. Bukan hanya futsal. Tournament basket, voli, dan bulu tangkis juga selalu diadakan. Tapi juga, dengan tidak mengganggu kegiatan belajar para siswa.

"Jadi, sekarang kalian boleh pemanasan dulu, dipimpin oleh Ketua Kelas. Setelah selesai statis dan dinamis, kalian langsung lari 3 putaran di lapangan. Di sudut pertama, lakukan sit up sebanyak 5 kali. Di sudut kedua, lakukan push up 5 kali. Di sudut ketiga, scott jam 5 kali. Dan di sudut terakhir, Back Up 5 kali. Paham?" Lanjut Pak Dennis --Guru Olahraga-- yang di tanggapi dengan tatapan malas oleh para muridnya. Mereka paling benci latihan fisik seperti ini. Capek bro capek.

"Silahkan dimulai!"

Anak-anak XII IPA-3 membuat barisan 4 shaf, 2 di depan barisan perempuan, 2 di belakang barisan laki-laki.

Ardhan, selaku ketua kelas, berdiri sendirian di paling depan, untuk memimpin pemanasan.

•••

Di tepi lapangan, terlihat jelas kerumunan siswa-siswi yang terlihat sangat kelelahan akibat latihan fisik yang sangat menguras banyak tenaga itu. Latihan fisik kali ini menjadi lebih melelahkan karena teriknya mentari yang menyengat siang ini. Membuat anak XII IPA-3 bukan hanya kehabisan tenaga, tapi juga ditambah dengan rasa pusing yang menjalar di bagian kepala mereka.

"Waktu istirahatnya sudah habis. Mulai seleksi, yuk!"

Pak Dennis muncul dari arah ruang olahraga. Dengan membawa beberapa perlatan untuk seleksi futsal.

"Aduh, Pak! Masih capek, nih."

"Di cancel dulu aja atuh, Pak. Panas nya gini banget. Saya takut pingsan." Seza angkat bicara dengan logat sundanya.

"Ah, pemain bola melehoy lu!" Celetukan yang berasal dari Rayyan, membuat Seza menatapnya sinis.

Alea daritadi hanya diam. Tubuhnya belum pulih sempurna akibat hujan tadi pagi. Sedikit rasa pusing masih bermuara di kepalanya.

Why Stay Away?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang