Lagu inspirasi >>>>
Enjoy
xoxo:)
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Aku merasa sulit bernafas, dadaku sesak, pandanganku kabur, tanganku bergetar, tubuhku mengeluarkan keringat dingin dan kakiku terasa lemas. "Audrey, calm down," pinta Hunter dengan lembut memegang lenganku. Tapi aku mengibaskan sentuhannya dari tanganku. Aku berusaha mencari pegangan dan menenangkan diriku dari serangan panikku.
Tarik. Hembuskan. Tarik. Hembuskan.
Sekali lagi, Hunter memegang tanganku dan meremasnya pelan. Aku ingin sekali mengibaskan tangan itu, tapi aku seperti tidak memiliki kekuatan sama sekali untuk melakukannya. "Hey, calm down, Audrey. Kamu belum selesai mendengarkan penjelasanku." Tangannya memegang lembut wajahku hingga mata kami sejajar.
Dia sangat menakjubkan dan luar biasa tampan tapi, aku hanya bisa memikirkan kata–katanya yang mengatakan bahwa dia tidak mencintaiku. Dia tidak mencintaiku.
"Audrey, listen to me!"
"No!" bentakku marah dan air mataku menetes karena rasa marah dan frustasi.
Dia tidak mencintaiku. Dia tidak mencintaiku.
"Audrey!""What?" balasku berteriak kepadanya.
"Listen to me!"
"NO!" Aku menutup telingaku, tidak ingin mendengar perkataannya. "Aku tidak mau mendengarkan apapun yang akan kamu katakan!"
"Aku belum selesai berbicara."
"NO!" Mungkin kelakuanku seperti anak kecil dan aku tahu cepat atau lambat aku harus segera mendengarkan apapun yang dikatakannya. "Aku sudah tahu apa yang akan kamu katakan."
"Kau tidak tahu apa yang akan kukatakan," ujarnya berusaha melepaskan tanganku yang menutupi telingaku.
"Aku tahu apa yang kau katakan. Kau akan mengatakan kalau kau tidak mencintaiku."
"Stop it!" bentak Hunter. Wajahnya sudah tampak jengkel dan marah, tapi aku tidak peduli. "Aku tidak mengatakan kalau aku tidak mencintaimu."
Aku membeku ketika mendengar perkataannya. Butuh beberapa detik, untuk membuatku mengerti apa yang baru saja dia katakan. "Tapi, tadi kau mengatakan.."
"I just said 'I don't know'," ujar Hunter dengan suara seperti menjelaskan kepada anak kecil. "Dan, kata 'I don't know', bukan berarti I don't love you."
"Explain, it! Please!" pintaku kepadanya, masih tidak mengerti dengan maksud perkataannya. Apakah itu artinya dia tidak tahu apakah dia mencintaiku atau tidak.
Hunter memejamkan matanya, tampak seperti orang berdoa. Ketika matanya terbuka – aku dapat melihat horor di matanya, tapi dia berusaha untuk menenangkan dirinya. "Apa kau tahu apa mimpi burukku?" tanyanya kepadaku. Aku menggelengkan kepalaku. "Aku memimpikan kalau seseorang dari masa laluku menyakiti dirimu. Dan aku sangat ketakutan. Aku tidak pernah mengenal apa yang namanya cinta sejak aku kecil. Sejujurnya, aku tidak tahu apakah aku pantas dicintai oleh seseorang karena aku merasa bukanlah seorang manusia. Tidak ada manusia yang begitu kotor sepertiku."
"No!" Aku memegang wajah Hunter dan pria itu memejamkan matanya tampak menikmati sentuhanku. "You are not monster. Kau adalah salah satu pria terbaik yang pernah kutemui. Jangan pernah menganggap rendah dirimu sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty of Possession (REPOST, FINISH)
RomanceHunter Presscot, the most wanted bachelor meminta bantuan Audrey Kosasih seorang pianis muda untuk menjadi tunangan palsunya. Semua rencana mereka berjalan dengan baik, hingga suatu perasaan baru membuat dua anak manusia merasakan apa yang dinamakan...