CHAPTER 33

108K 3.7K 88
                                    

Inspirasi gw yang jadi Audrey!! >>

------------------------------------------------------------------------------------------------------

"What are you doing in here?" tanyaku dengan marah melihat sosok wanita blesteran Asia yang sedang berdiri di depanku. Aku hanya sekali bertemu dengannya, tapi wajah itu masih tercetak jelas dalam ingatanku.

"Ouch, its hurt." Suaranya tampak meremehkan, mata karamelnya menatapku dengan tatapan menghina. "Bukan perilaku yang kupikirkan akan dilakukan oleh seseorang yang merupakan tunangan Hunter Presscot."

"Pardon?"

"Apa kau bertanya maksud perkataanku yang terakhir atau kau bertanya mengapa aku bisa berbahasa Indonesia?" tanyanya melewatiku dan masuk ke dalam ruang tamu tanpa diundang.

"Oke. Dengar siapapun namamu..." ujarku berusaha mengusirnya secara halus dari penthouse Hunter.

"Sangat menyakitkan lagi karena kau tidak mengingat namaku," ujarnya dengan nada dingin. "Anna Throne. Tapi, kau bisa memanggilku Anna."

"Aku tidak berniat menjalin persahabatan denganmu!" bentakku dengan marah. Hell, no. Aku tidak akan pernah menjalin hubungan dengan semua wanita yang pernah Hunter tiduri. "Ada perlu apa kau kemari? Jika kau ingin bertemu dengan Hunter – dia sedang tidak berada di sini."

"Aku tidak berniat bertemu dengan Hunter Presscot tapi aku ingin bertemu denganmu."

"Excuse me?" tanyaku terkejut.

"Sebagai sesama wanita, aku memperingatimu. Hunter Presscot memang terlihat sempurna di depan semua orang tapi dia adalah penjahat brengsek yang tidak memiliki hati." Dengan lancang, ia mengambil sebuah gelas dan sebotol wine dari lemari kaca Hunter yang berada di ruang tamu, menuangnya dan meminumnya.

"Lalu kau berharap aku akan meninggalkannya?" tanyaku bersedegap dada. "Setelah itu kau akan memilikinya untuk dirimu sendiri? Anna, aku telah melihatmu pada saat itu dan aku dapat melihat jelas betapa kau menginginkan Hunter untuk dirimu sendiri."

"Saat aku bertemu denganmu, aku tidak tahu kalau Hunter adalah pria jahat penghancur keluarga orang. Sama sepertimu aku sangat memujanya. Tapi, beruntung aku menyadarinya sebelum terlambat." Anna menatapku dengan tajam dengan mata karamelnya, aku dapat melihat kebencian mendalam di balik matanya. Ia meminum wine dengan sangat perlahan. "Aku tidak membencimu, sungguh. Aku hanya kasihan karena kau tidak sejahat kelihatannya. Wanita sepertimulah yang selalu dipermainkan oleh Hunter Presscot."

"Berikan aku satu alasan mengapa aku harus mempercayaimu."

"Sembilan belas Oktober tengah malam, aku menelepon Hunter Presscot dan tebak siapa yang mengangkatnya?" Aku terdiam tidak memiliki ide sama sekali siapa yang mengangkat handphone Hunter. "Reiko Im dan sepertinya aku menelepon di saat mereka sedang melakukan hubungan seks." Sekali lagi, Anne menyeruput wine miliknya. "Aku sudah mencari informasi kalau kalian bertemu pada saat acara orchestra di City Hall. Dan Hunter Presscot berselingkuh darimu."

Aku mulai merasakan hatiku panas ketika mendengar informasi baru ini. Hunter mengatakan dia tidak pernah berhubungan dengan siapapun sejak dia melihatku. "Mengapa aku harus percaya kepadamu? Lagipula, pada saat itu aku dan Hunter belum bertunangan," ujarku kepadanya dengan nada sedingin mungkin. Aku berusaha menutupi perasaanku yang sebenarnya dari wanita ini.

"Aku tidak mengharapkan kepercayaanmu. Tapi aku hanya memberitahumu." Anna meletakkan gelasnya di meja bar dan berjalan mendekatiku, tanpa memutuskan pandangannya dariku. "Lagipula, setahuku Reiko sudah memiliki pacar bernama Liam Presscot dan pria itu adalah sepupu Hunter. Hunter berselingkuh dengan pacar sepupunya sendiri. Apa namanya kalau dia bukan pria tidak tahu diri?"

Beauty of Possession (REPOST, FINISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang