ANGEL BY SARAH MCLACHLAN>>
...................................................................................
Ini gila. Benar–benar gila.
Ketika Hunter mengatakan akan melakukan semuanya untukku – aku tidak pernah membayangkan dia akan serius melakukannya.
Pertama, dia mengajakku makan siang di Plasa Mayor, tempat berbagai restoran dan toko souvenir berada. Aku ingat, setiap kali mengunjungi Madrid – aku akan merengek kepada mom untuk mengajakku ke tempat ini dan aku akan memakan tapas, paella, dan banyak makanan lainnya hingga perutku kesakitan. Tapi, aku akan mengulangnya lagi pada kunjungan berikutnya karena aku menyukai makanan khas Madrid.
Walaupun dinginnya udara membuat tubuhku sedikit menggigil, tapi tidak membuat jalanan di sepanjang Plasa Mayor menjadi sepi. Para musisi jalanan menunjukkan sisi musikalitas mereka tidak menghiraukan dinginnya udara. Mereka bernyanyi, bernari dan banyak lainnya.
Rencana awalku dan Hunter untuk makan siang segera terlupakan, kami berhenti berjalan setiap lima menit sekali untuk melihat atraksi yang disuguhkan oleh musisi jalanan. Hunter memberikan beberapa koin setiap kali dia selesai menonton sebuah atraksi. Wajahnya tampak ceria dan lepas ketika melihat penampilan mereka.
Beberapa kali Hunter menyadari bahwa aku sedang menatapnya. Oh, my. Betapa aku sangat ingin mengabadikan raut wajahnya seperti itu setiap harinya. Seandainya saja aku bisa membuatnya menampilkan wajah seperti ini setiap harinya.
Setelah empat puluh menit kami akhirnya sampai di sebuah resto. Tanpa disuruh, aku segera memesan cocido madrileno, tortilla de patata ala madrilena, dan tapas. Hunter tersenyum melihatku memesan banyak makanan.
"Dan itu akan kumakan sendiri!" ujarku, mencoba memberinya warning untuk tidak meminta makananku. "Lalu apa yang akan kau pesan? Kali ini aku yang akan mentraktirmu!" Dalam hati, aku berdoa agar dia memesan paella. Ayolah. Sebenarnya, aku juga ingin memesan makanan itu, tapi melihat sudah berapa banyak makanan yang aku pesan – aku mengurungkan niatku.
"Apa yang kau rekomondasikan?" tanya Hunter
"Paella!" ujarku setengah berteriak. "Kau harus mencobanya. Jadi paella adalah semacam nasi yang berwarna kuning dan berasal dari bumbu masak Safran, dicampur dengan potongan ayam, daging, ikan, cumi-cumi, udang. Kau pasti akan menyukainya.
"Yo tenía un mensaje de paella," ujar Hunter kepada salah satu waitress. (Yo tenía un mensaje de paella = aku pesan satu paella)
"Yes!" Aku bersorak bahagia karena Hunter memilih paella.
Kami berbincang–bincang dengan topik yang sangat ringan dan aku baru mengetahui kalau Hunter bisa berbicara tiga bahasa lainnya, selain bahasa Inggris dan Indonesia. Dia bisa berbahasa Spanyol, Prancis, dan Russia. Hunter cukup terkejut ketika aku menjelaskan kalau aku sangat tertarik untuk mempelajari bahasa Yunani dan sedikit mengerti tulisan simbol – simbol aneh.
Tidak lama kemudian makananku datang dan air liurku hampir menetes ketika melihat cocido madrileno yaitu sop dengan potongan ayam, daging, kentang, kacang polong dan sayuran yang disajikan dengan saus tomat segar, lalu tortilla de patata ala madrilena yaitu omelet kentang dimasak dengan minyak olive dan potongan bawang merah, dan tapas yaitu masakan dengan potongan daging , olive dan potongam roti.
Aku segera memakan makananku dan tidak memperhatikan lainnya. "Kau sangat menyukainya?" tanya Hunter. Aku mengangkat wajahku dan menemukan Hunter menatapku dengan tatapan takjub. Seketika wajahku memerah ketika menyadari kalau sekarang aku terlihat seperti wanita yang sangat rakus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty of Possession (REPOST, FINISH)
RomanceHunter Presscot, the most wanted bachelor meminta bantuan Audrey Kosasih seorang pianis muda untuk menjadi tunangan palsunya. Semua rencana mereka berjalan dengan baik, hingga suatu perasaan baru membuat dua anak manusia merasakan apa yang dinamakan...