KALAU ADA TANDA () BERARTI UNTUK 17 TAHUN KE ATAS YA... YG BELUM UMUR 17 LEBIH BAIK GAK USAH BACA DULU KARENA MENGANDUNG ADEGAN SEKSUAL
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Aku mondar–mandir dengan gelisah. Menara Eiffel terlihat jelas dari dalam kamar hotel yang dipesan oleh Hunter. Setelah pesta pernikahan kami selesai, Hunter langsung menggeretku untuk kembali ke London, lalu membawaku menggunakan pesawat pribadinya untuk menuju ke Paris dalam rangka bulan madu kami.
Hunter keluar menggunakan kaos dan celana panjang tidurnya. Dan seketika aku tahu dia tidak bermaksud untuk melakukannya malam ini. Aku tidak tahu apakah aku harus kecewa atau gembira. Aku gembira karena aku tidak tahu apakah aku sudah siap setelah apa yang terjadi pada peristiwa itu, tapi aku juga kecewa karena aku sangat menginginkannya. Aku menginginkan Hunter Presscot sejak awal kita bertemu. Oke, maksudku – aku sangat menginginkannya sekarang juga.
"Audrey. Mengapa kau tidak segera ganti baju dan beristirahat denganku?" tanya Hunter dengan bingung.
"Kita tidak akan melakukan hubungan sex, bukan?" tanyaku mendekatinya.
Wajah Hunter tampak sedih dan penuh pengertian. "Kita bisa melakukannya setelah kau..." Aku menutup mulutnya dengan bibirku. Tidak ada kata–kata lagi yang terucap saat bibirku bertemu dengan bibirnya. Jantungku berdetak dengan keras dan aku menutup mataku. Tanganku menyentuh dadanya dan di sekitar pundaknya, meremas rambutnya dan menariknya hingga posisinya lebih dekat denganku. Dia beranjak mendekatiku tanpa melepaskan ciuman kami, tangannya memegang pinggangku dan meremasnya pelan. Aku membuka bibirku dan membiarkan lidahnya menjelajahiku, aku ikut membalas perbuatannya dengan lidahku.
Hunter menarik bibirnya dariku, dan membuatku mengerang protes. Tapi, tidak beberapa lama kemudian Hunter memberikan perhatian kepada leherku. Aku merasakan lidahnya menjilati daerah sensitifku dan aku bergetar karenanya. Dia menghisap pelan kulitku dan aku merasakan bagian bawahku mulai basah. Aku tidak tahu apa yang terjadi padaku, tapi aku tidak ingin berhenti.
Tangannya yang berada di pingganggu, membantuku melepaskan pakaianku. Hunter menatapku dengan pandangan bertanya. Aku tahu apa yang ditanyakannya kepadaku, jadi aku melepaskan braku dan menatapnya. "Hunter, please... bantu aku untuk melupakan semuanya." Aku tahu mataku mulai berkaca–kaca saat aku mulai berbicara.
Dia tidak mengatakan apapun, hanya mendorongku dengan pelan hingga aku tertidur di atas ranjang dan mengikutiku. Dengan lidahnya, Ia menjilati dari perutku hingga ke bawah payudaraku secara perlahan hingga membuat seluruh tubuhku bergerak naik tanpa dapat kucegah. Tanganku bergerak naik pada kaos Hunter dan mencoba untuk melepaskannya. Hunter menghentikan tanganku, dan menatap wajahku lalu menggelengkan kepalanya.
"Kita tidak bisa melakukannya Audrey." Dia mengatakannya dengan pelan. Wajahnya terlihat seperti dia sedang disiksa oleh seseorang. "I don't want to hurt you."
Aku menghembuskan nafasku dengan pendek dan menutup mataku dan hal pertama yang aku lihat adalah bayangan ketika Chris menyiksaku. Aku membuka mataku dan memeberikan Hunter sebuah tatapan pengertian. Aku melepaskan celana jins bersama celana dalamku secara bersamaan. "Kau tidak akan menyakitiku. Hunter, kau telah berjanji akan membuatku bahagian. Dan, aku tahu kau akan melakukannya dengan lembut."
Sebuah geraman dalam keluar dari mulut Hunter dan dia kembali lagi menindihku, sehingga dia berada di atasku, memposisikan dirinya hingga berada di antara kakiku. Ketika aku merasakan sesuatu yang keras pada celananya, aku mulai merasa takut. Aku tahu ini akan terasa sakit. Aku memejamkan mataku menunggu Hunter untuk melepaskan bajunya. Tapi, dia tidak bergerak sama sekali. Aku menunggunya cukup lama, tapi dia tidak melakukan apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty of Possession (REPOST, FINISH)
RomantikHunter Presscot, the most wanted bachelor meminta bantuan Audrey Kosasih seorang pianis muda untuk menjadi tunangan palsunya. Semua rencana mereka berjalan dengan baik, hingga suatu perasaan baru membuat dua anak manusia merasakan apa yang dinamakan...