CHAPTER 34

98.6K 3.6K 86
                                    

"Ya, ini abuelamu!" ujarnya dengan jengkel. "Kecuali kau sudah lupa jika kau masih memiliki seorang abuela."

"Abuela. I'm sorry," ujakku berbisik kepadanya.

"Puto nieto," ujar oma menggunakan bahasa Spanyol. Aku berusaha keras tidak tersenyum ketika sadar apa artinya perkataan oma (puto nieto = cucu sialan).

"Abuela.. Sudah kubilang maafkan Audrey."

"Bahkan kau tidak memberi tahu abuela mu sendiri, jika cucu abuela ternyata sudah bertungan dengan seorang pria," ujarnya dengan nada kecewa.

"Abuela. Pertunangan kami berlangsung tiba – tiba. Lo siento" (lo siento = maaf)

"Sangat menyakitkan karena harus mengetahui kabar itu setelah seorang tetangga yan memberitahu informasi itu."

"Oke. Audrey tahu kalau abuela sangat kecewa sama Audrey. Jadi, Audrey akan memberikan apa saja yang abuela inginkan," ujarku menyerah. Hanya ini satu–satunya cara yang bisa membuat abuela berhenti untuk mengomel.

"¿De Verdad? Kau akan benar – benar mengabulkan apa saja yang oma inginkan?" tanyanya dengan nada girang ("¿De Verdad? = benarkah).

"Si (si = iya)."

"Sebentar lagi sudah tahun baru. Abuela ingin kamu dan tunanganmu datang ke Madrid." Aku membeku mendengar permintaan abuela. Bagaimana bisa aku datang bersama dengan Hunter jika sekarang saja hubungan kami berada di ujung jurang? "Audrey?"

"Ya, abuela?"

"Apa kau baik–baik saja?"

"." Aku menghembuskan nafas panjang, tidak ingin membuat oma kecewa. "Aku dan Hunter akan meluangkan waktu untuk mengunjungi abuela di Madrid."

"Bagus. Karena abuela sudah sangat merindukanmu setalah kau dengan baik hatinya tidak mengunjungi abuela selama dua tahun terakhir. Di umur abuela yang sudah tua, abuela tidak tahu lagi kapan waktu abuela berakhir."

"Abuela ... jangan bilang seperti itu."

"Audrey. Walaupun, abuela bukan abuela kandungmu tapi kamu harus tahu kalau abuela sangat menyayangi kamu seperti layaknya cucu abuela sendiri." Tidak beberapa lama kemudian terdengar sebuah suara di telepon. "Espera un munito!" teriak abuela (espera un munito = tunggu sebentar). "Jadi, Audrey. Abuela tunggu kabarmu"

"Baik, abuela. Jaga diri abuela baik–baik."

"Tentu. Tentu saja. Bye."

"Bye."

*******

Oke. Aku berusaha memutar otakku untuk mencari cara bagaimana agar aku bisa berbaikan dengan Hunter. No. No. No. Aku ingin Hunter menceritakan rahasia kali ini jadi, aku harus berusaha untuk menahan diri. Aku sudah lelah dengan teka teki yang Hunter sembunyikan dariku. Aku butuh sedikit penjelasan yang bisa membuatku tahu tentang siapa dirinya.

Sebuah gedoran di pintu apartemenku membuatku beranjak dari kursiku dan melihat dari lubang pintu. Aku membukanya dan menemukan Anna berdiri di depan pintu apartemenku.

"Anna, kupikir kau sudah tahu apa yang Hunter katakan tadi siang. Aku tidak ada hubungannya dengan masalahmu dan Hunter," ujarku langsung kepadanya. "Aku lelah karena kau terus mengejarku seperti aku adalah seorang penjahat."

"Audrey. Apa kau tidak penasaran apa yang dilakukannya kepada adikku? Aku bisa menceritakannya kepadamu."

"Ya dan tidak." Aku mendekap tanganku di dadaku dan menatap Anna dengan tatapan tajam. "Ya, aku sangat penasaran apa yang terjadi di antara kalian berdua. Tidak karena aku ingin cerita itu keluar dari mulut Hunter sendiri bukan dari orang lain."

Beauty of Possession (REPOST, FINISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang