Apa hal yang paling membahagiakan yang pernah kau rasakan? Bagiku, bangun dalam pelukan orang yang kau cintai adalah salah satu hal paling membahagiakan yang pernah kurasakan.
Sinar matahari menyinari seluruh ruangan. Perlahan mataku terbuka dan aku bergerak semakin mendekati Hunter. Tangan kanannya yang berada di perutku, secara reflek memelukku semakin erat. Aku menghembuskan nafas panjang dan sebuah senyuman terukir di mulutku ketika mengingat kejadian kemarin malam.
He loves me. He loves me.
Aku merasa seperti ingin berteriak karena rasa senang yang meledak–ledak. Aku tidak percaya seorang Hunter Presscot mengantakan kalau dia jatuh cinta kepadaku, aku tidak dapat mempercayainya. Ini terasa sangat menakjubkan.
Dari awal kami bertemu ada sesuatu yang berbeda dan aku tidak bisa menolak semua tentang Hunter Presscot. Aku dapat merasakan seperti ada sebuah magnet pada dirinya yang membuatku tidak dapat melepaskan diri darinya. Mendengar dia mengatakan tiga kata ajaib tersebut dan melihat betapa rentannya Hunter ketika mengatakannya – membuatku semakin mencintainya.
Hunter bergerak di sampingku. Aku merasakan nafasnya yang hangat di belakang leherku membuatku bergetar. Dia tersenyum dan mencium bagian belakang leherku, lalu memelukku semakin erat.
"Good morning, angel!" Suaranya yang serak sehabis bangun tidur membuatku merinding dan merasakan sesuatu di perutku.
"Hi." Aku berusaha keras untuk merangkai kataku tanpa bergetar. Karena suatu alasan, aku merasakan diriku bergairah. Hunter tersenyum dengan wajah soknya, yang membuatku curiga kalau dia tahu aku sedang berada dalam tingkat hormon yang tinggi. Tangannya bergerak di perutku dan mulai membuat lingkaran.
"Apa yang kau pikirkan?" tanyanya pelan di telingaku.
Yang dilakukan oleh tangannya di perutku, membuatku tidak dapat fokus dalam berpikir. "Errr." Aku tidak dapat berpikir sebuah kalimat untuk menjawab pertanyaannya. Hunter tertawa pelan, membuat dadanya bergetar di belakang punggungku.
Dia menarikku membuatku menghadap ke arahnya sekarang. "I love you, Angel," ujarnya lalu menurunkan wajahnya. Bibir kami hampir bersentuhan ketika kami mendengar ketukan di pintu. Aku dan Hunter sontak saling berjauhan ketika mendengar gangguan itu.
"Pasangan di dalam sana, jika kalian tidak keluar dalam waktu setengah jam – bersiaplah abuela akan mendobrak kamar kalian!" ujar abuela dari seberang pintu. "Oh, God. No tenga relaciones sexuales en!" (No tenga relaciones sexuales en = jangan melakukan sex dalam rumahku)
"Apa yang dibicarakan abuela?" tanyaku kepada Hunter tidak mengerti dengan kalimat panjang yang dikatakan oleh abuela dalam bahasa Spanyol.
"Aku yakin kau tidak ingin mengerti artinya."
*******
Setengah jam kemudian, aku dan Hunter telah selesai mandi dan turun dari lantai dua. Kami berdua menemukan makanan yang telah disiapkan oleh abuela tersedia di atas meja makan. Aku segera merasa bersalah ketika melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul sebelas siang. Jelas kami berdua tampak seperti pasangan malas di depan mata abuela.
"Feliz cumpleaños, Hunter!" Abuela segera memeluk Hunter dan mencium kedua pipinya. Aku tersenyum ketika melihat wajah Hunter yang memerah karena malu. (Feliz cumpleaños = selamat ulang tahun).
"Gracias, Soraya," ujarnya memeluk abuela dengan canggung. Tidak beberapa lama kemudian handphone Hunter berbunyi dan dengan wajah meminta maaf dia meninggalkanku dan abuela. "Mom!" ujarnya mengangkat telepon dan akhirnya menghilang ke taman belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty of Possession (REPOST, FINISH)
RomansaHunter Presscot, the most wanted bachelor meminta bantuan Audrey Kosasih seorang pianis muda untuk menjadi tunangan palsunya. Semua rencana mereka berjalan dengan baik, hingga suatu perasaan baru membuat dua anak manusia merasakan apa yang dinamakan...