TIBA-TIBA The Un membalik badan dan mengeluarkan rintihan perlahan.
Paras muka Tiangsun Kun Liang kelihatan sangat berduka, karena ia tahu, bahwa bergeraknya orang tua itu adalah se-olah2 api lilin yang mendadak terang sebelum padam sama sekali.
la berpaling kepada Wan Jie dan memerintahkan si nona untuk membangunkan orang tua itu. Buru2 Wan Jie memasukkan surat Bu Cek Thian ke dalam sakunya dan melakukan apa yang diperintahkan.
Per-lahan2 The Un membuka kedua matanya.
"Thian- houw Piehee (panggilan untuk seorang kaizar wanita), hambamu telah menyia2kan kepercayaan yang telah dilimpahkan kepadanya," katanya dengan suara berbisik. "Hmm..........! Tempat apa ini ?"
"The-heng, aku berada disini, ber-sama2 kau," kata Tiangsun Kun Liang.
The Un membuka matanya terlebih lebar dan untuk beberapa lama mengawasi tuan rumah.
Tiba2, entah mendapat tenaga dari mana, ia mencekal tangan Kun Liang dan berseru dengan menggunakan sisa tenaganya : "Tiangsun-heng, kita berdua sama2 salah."
GAMBAR 02
Tiba2 The Un membalikkan badan dan mengeluarkan rintihan perlahan. Paras muka Tiangsun Kun Liang kelihatan sangat berduka, karena ia tahu, bergeraknya Orang Tua itu adalah se-olah2 api lilin yang mendadak sebelum padam sama sekali.
Kun Liang terkesiap. "Salah apa ?" tanyanya.
The Un melepaskan cekalan tangannya dan dengan kedua tangannya, ia menekan pinggiran ranjang untuk meminjam tenaga.
"Kita tak pantas menentang Thianhouw !" katanya. "Sekarang baru aku tahu, bahwa tugas memerintah negara yang sangat berat, hanya dapat dipikul oleh seorang sebagai Thian-houw !"
Kun Liang menatap wajah sahabatnya dengan mata membelalak. Hampir2 ia tak percaya kupingnya sendiri.
"Tiangsun-heng,.." kata pula The Un. "Aku tahu, bahwa ajalku sudah hampir tiba. Aku hanya ingin mengajukan satu permintaan kepadamu."
"The-heng, katakan saja !" jawabnya. "Biarpun mesti masuk ke dalam lautan api, aku pasti tak akan menolak. Legakanlah hatimu."
The Un bersenyum, ia kalihatannya puas sekali.
"Kalau begitu kau sudah meluluskan, bukan ?" tanyanya.
Kun Liang mengangguk dengan perasaan terharu.
"Permintaanku ialah supaya kau suka datang di kotaraja dan memberi bantuan kepada Thianhouw Piehee," kata The Un. "Thian-houw tak pernah melupakan kau. la mengatakan, bahwa kau adalah seorang pandai, hanya sayang pemandanganmu terlalu sempit. Tapi tak apa. Jika kau sudi berdampingan dengannya, per-lahan2 kau akan tersadar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendekar Aneh (Lie Tee Kie Eng) ~ Liang Ie Shen
General FictionAwal kisah dari Trilogi Dinasti Tong yang merupakan salah satu karya terbaik Liang Ie Shen. Sangat direkomendasikan untuk dibaca (must read), bahkan dari beberapa pengamat memberikan bintang 5 untuk trilogi ini (Trilogi Pendekar Rajawali karya Jin Y...