"Kau berhasil menyingkirkan orang jahat, pengurbananmu berharga," ia menghibur. "Celaka adalah aku si Hu tua, sebab si keledai gundul sudah merusak sepasang sepatuku dan untuk itu aku tidak dapat menuntut balas ! Aku malu sekali ! Syukurlah kedua keponakan sudah merusak hebat jubah dia, nyata aku merasa terhibur juga sedikit "
"Locianpwe," Hian Song berkata, "guruku meninggalkan sebuah kotak untukmu. Inilah dia."
Nona ini menyerahkan barang yang ia sebutkan itu.
Heehouw Kian menyambuti, dengan cepat ia buka kotak itu, yang berisi beberapa tangkai soatlian atau teratai salju, serta beberapa rupa obat yang langka.
Itulah semua obat yang ia pernah memberitahukan Yu Tan Sin Nie bahwa ia belum berhasil mencarinya sampai dapat. Siapa tahu, sekarang si bikshuni telah berhasil mendapatkannya. la terharu hingga ia mengalirkan air mata.
la kata didalam hatinya: "Meski dimasa hidupnya Keng Hiang tidak menerima baik lamaranku tetapi disaat ajalnya dia masih tidak melupakan aku sebagai sahabatnya. Maka itu, kenapa aku bolehnya tak puas?"
Keng Hiang itu namanya Yu Tan Sin Nie sebelum dia menjadi pendeta wanita.
Melihat sahabatnya menangis, Hu Put Gie tertawa.
"Eh, orang tua, buat apakah kau menangis?" katanya menggoda. "Bukankah soatlian dari Thian San itu obat untuk membunuh beratus macam racun? Itulah obat yang jauh lebih mujarab daripada obat buatan sendiri! Dengan adanya setangkai soatlian saja tak usahlah kau rugi latihan sepuluh tahun!"
Heehouw Kian tidak melayani sahabat yang jail itu, hanya ia berkata pada Hian Song dan Siok Touw: "Sama sekali aku tidak menyangka-nyangka bahwa setelah guru kamu menutup mata, aku masih dapat menerima budinya ini. Memang gurumu itu mengharap aku dapat meninggalkan ilmu pengobatanku, hanya mulai saat ini, kendati juga aku dapat memulihkan tenaga-dalamku, aku tidak mau lagi hidup dalam pergaulan dunia Kang-ouw. Siok Tow, jikalau kau tidak menampik aku, suka aku tinggal bertetangga denganmu, untuk menjagai kuburan gurumu, guna aku melewatkan sang hari dan bulan, untuk aku dapat menulis kitab ilmu pengobatanku."
Girang Siok Tow mendapat tawaran itu.
"Inilah yang aku mintapun tidak berani!" kata ia cepat.
Lalu ia menambahkan, pada Hian Song: "Sudah sepuluh tahun tidak pernah aku turun dari Thian San, maka sekarang, setelah selesai urusan ini, mesti aku lekas pulang. Su-moay, bagaimana dengan kau?"
"Aku telah dapat menemukan orang yang aku cari, aku telah menyelesaikan tugasku," menyahut itu adik seperguruan, "maka itu besok pagi aku mau berangkat pulang."
"Masih ada satu orang yang kau belum menemukan, kau hendak menunggui dia atau tidak?" Hu Put Gie bertanya.
"Siapakah dia?" si nona tanya.
"Orang dengan siapa kau mengadu pedang di puncak Ngo Bie San!" sahut Put Gie tertawa.
"Apakah kau telah lupa kepada Kok Sin Ong? Ketika itu kau membuat dia hampir tak dapat turun dari panggung pertandingan."
Bu Hian Song tertawa.
"Aku ingat peristiwa itu!" ia berkata. "Untuk itu aku belum mempunyai ketika untuk memohon maaf darinya"
"Eh, ya, mengapa Lao Kok masih belum juga datang?"
Heehouw Kian tanya. Ia baru ingat kawannya itu.
"Apakah dia tidak mendapat dengar seruan kita? Apakah ada terjadi sesuatu atas dirinya?"
Hu Put Gie tidak menyahuti, hanya ia naik ke puncak, untuk mengasi dengar seruannya yang nyaring. la percaya suaranya itu akan dapat didengar oleh tetangga di kiri dan kanan sejauh sepuluh lie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendekar Aneh (Lie Tee Kie Eng) ~ Liang Ie Shen
Fiksi UmumAwal kisah dari Trilogi Dinasti Tong yang merupakan salah satu karya terbaik Liang Ie Shen. Sangat direkomendasikan untuk dibaca (must read), bahkan dari beberapa pengamat memberikan bintang 5 untuk trilogi ini (Trilogi Pendekar Rajawali karya Jin Y...