37. Kabar Mengejutkan

1.8K 31 0
                                    

SEMENTARA itu, Tiangsun Thay sudah membawa Lie It masuk ke dalam rumah Heehouw Kian dan memapahnya dalam sebuah kamar yang bersih.

Semua orang berdiri di sekitar pembaringan untuk menyaksikan pengobatan yang akan diberikan oleh si kakek.

Sambil memejamkan kedua matanya, Heehouw Kian menempelkan tiga jari tangannya pada nadi pemuda itu.

Selang beberapa saat, ia bertanya dengan suara heran: "Kapan kau kena senjata beracun itu?"

"Sudah tujuh hari," jawab Lie It.

"Apakah terlambat?" menyelak Tiangsun Pek dengan suara kuatir.

"Bukan," jawab si-kakek. "Aku merasa heran, karena hawanya mengalir dengan leluasa di dalam tubuhnya sehingga, biarpun tidak diobati olehku jiwanya sudah tertolong, hanya ilmu silatnya tak bisa pulih kembali."

Kok Sin Ong juga merasa heran. Ia mengenal baik isi Lweekang pemuda itu dan ia tahu bahwa tanpa bantuan, Lie It tak akan mampu menyembuhkan dirinya sendiri.

"Mungkin sekali karena aku telah dibantu oleh Bu Hian Song," katanya dengan suara tawar.

Ia coba mengambil sikap acuh tak acuh tapi di dalam hati, ia merasa berterima kasih bukan main terhadap nona yang cantik itu.

Di lain saat, Heehouw Kian sudah menancapkan jarum emas di jalan darah Kiankeng-hiat, Thian-kie-hiat dan Hong-hu-hiat.

"Dengan tiga jarum emas ini aku akan mengeluarkan sisa racun yang masih mengeram dalam tubuhmu," katanya. "Dalam waktu kira-kira setengah bulan, kau bukan saja akan sembuh, tapi juga akan dapat mengembalikan semua kepandaianmu."

"Apa aku boleh bicara dengannya?" tanya Kok Sin Ong.

"Tak jadi masalah, karena bahaya sudah lewat," jawab si kakek.

Setelah mengawasi pemuda itu, Kok Sin Ong berkata dengan suara perlahan: "Lie Hiantit, aku sungguh merasa sangat malu terhadapmu."

"Lopeh tak usah mengatakan begitu," kata Lie It. "Urusan di dalam dunia berubah-ubah dan tak ada manusia yang dapat menduga lebih dulu, apa yang akan terjadi."

Ia menjawab begitu, karena menganggap bahwa orang tua itu merasa malu sebab kegagalan Enghiong Tayhwee.

Tapi apa yang dimaksudkan Kok Sin Ong sebenarnya bukan begitu.

Sesudah bengong sejenak, orang tua itu bertanya pula : "Cara bagaimana kau sampai terluka oleh kedua memedi itu ?"

Lie It lantas saja menuturkan segala kejadian pada hari itu.

Kok Sin Ong kelihatan berduka sekali dan ia berkata dengan suara parau : "Aku tahu, bahwa sifat-sitat jahat dari kedua memedi itu sukar dapat diubah. Hanya aku tak nyana, mereka berani mencelakakan Thaycu dan kemudian melukai kau. Malam itu, waktu kita berada di Paciu, aku tidak memberitahukan kau tentang kedatangan mereka, sebab.... sebab..... "

"Aku mengerti maksud Lopeh," memotong Lie It. "Mungkin sekali Lopeh menganggap, bahwa paling banyak mereka akan menculik Thaycu dan tak akan berani turunkan tangan jahat terhadap putera kaizar itu. Pwee Yam Tayjin juga bisa jadi hanya memikir sampai di situ. Ia ingin menggunakan nama Thaycu untuk merubuhkan Bu Cek Thian. Aku mengerti, bahwa sebab musabab mengapa Lopeh sudah tidak memberitahukan hal itu kepadaku, adalah karena Lopeh kuatir aku tidak setuju dan jadi bentrok dengan kedua memedi itu."

Tapi sebenarnya, dibinasakannya Thaycu Lie Hian adalah atas perintah Pwee Yam. Sampai waktu itu Kok Sin Ong dan Lie It sama-sekali tidak menduga bahwa Pwee Yam begitu busuk.

Pendekar Aneh (Lie Tee Kie Eng) ~ Liang Ie ShenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang