84. Bayangan Sang Istri

1.7K 30 0
                                    

Yang They Hoa membuka kedua tangannya, maka terlihatlah asap hitam mengepul bersama sinar api yang menyilaukan mata. Maka baju itu lantas menyala bagaikan sebuah bola api, terbakar habis.

"Aku telah mempertunjukkan kejelakanku, harap aku tidak ditertawakan," kata ia sambil ia mengangkat kedua tangannya, memberi hormat.

Pertunjukan membuat api dari Thay Hoa ini tidak dapat melawan kepandaian dari Kim Koan Toa yin dan Gwe le Pou, akan tetapi itu pun cukup luar biasa.

Kepandaian itu membutuhkan banyak waktu untuk dipelajarinya. Apa pula api itu dapat dipakai membakar musnah segumpal baju.

Para opsir ketahui Yang Thay Hoa itu orangnya Bu Sin Su, justeru dia mempunyai kepandaian istimewa itu, lantas mereka memuji dengan bertepuk tangan bersorak-sorai.

"Yang Tayjin." berkata Go Ie Pou tertawa terbahak, "kepandaian kau bagus sekali, cuma sayang kau telah merusak baju itu."

Bu Sin Su tertawa, ia berkata, memerintahkan : "Cui Congkoan, ambillah sebuah jubah sulam dia haturkanlah kepada Yang Kouw-ut."

Perintah itu dilakukan lamas, maka Thay Hoa lantas mengenakan jubahnya. Ia nampak bangga sekali. Ia menghampirkan Sin Su, amok menghaturkan terima kasih

Bu Sin Su berkata pula "Hari ini masih ada beberapa sahabat lainnya yang baru datang, aku minta janganlah sahabat-sahabat berlaku sungkan, sukalah masing-masing mempertunjuki kepandaiannya untuk kita sama-sama menyaksikannya."

Ketika itu sinar matanya Yaps They Hoa diarahkan kepada Lie It, sedang Cong-koan Cui Kiu Siauw menghampirkannya, untuk menanya : "Bukankah ini adalah Thio Tayjin ? Sebelum ini kita belum pernah bertemu sata dengan lain."

Pek Gouw Hoa segera mewakilkan Lie It menyahut. Ia kata : "Saudara Thio ini baru saja masuk dalam pasukan Kim Wie Kun. Ialah sahabat dari banyak tahun dari Tiangsun Touw-ut. Walaupun masih saudara Thio menjabat kepala Kim Wie Kun, sebenarnya kepandaiannya tak dapat dicela."

"Orang yang dipujikan Tiang pun Touw-ut pastilah tak salah lagi," berkata pula Cui Kiu Siauw. "Aku minta sukalah Thio Tayjin memperlihatkan sesuatu agar kita semua dapat membuka mata kita."

Lie It berbangkit, ia berkata dengan suaranya rada parau : "Pek Tayjin telah menempelkan emas dimukaku sedang sebenarnya aku cuma belajar beberapa jurus ilmu silat yang kasar baru beberapa tahun saja "

"Jangan berlaku sungkan, Thio Tayjin," Cui Congkoan mendesak. "Ongya beramai ingin sekali menyaksikan kepandaian tayjin"

Lie it menyeringai.

"Jikalau begitu," katanya, "si nona mantu jelek terpaksa mesti menemui ibu mentuanya !"

Sementara itu beberapa anggauta Kim Wie Kun, yang turut hadir diistana, merasa heran. Mereka tidak kenal Lie It. Umpama kata benar Thio Tayjin ini orang yang dipujikan Tiangsun Tay, kenapa dia belum diajar kenal secara resmi dengan rekan-rekannya. Maka itu, semua mata mereka diarahkan kepada itu rekan yang baru, dan ingin mereka menyaksikan kepandaian orang. Thia Kian Lam berada didalam istana Gui Ong, ia belum memperoleh kedudukan, tetapi ia menempatkan dia diantara pegawai-pegawai dan pengawal dari Bu Sin Soc. Ialah seorang yang teliti dan waspada, kapan ia melihat sikap luar biasa dari beberapa anggauta Kim Wie Kun itu, ia lantas turut mengawasi Lie It.

Waktu itu Lie It sudah masuk kedalam gelanggang, ia mengasi lihat roman likat. Dengan berpura-pura ia berkata : "Ah, bagaimana dapat aku mempertunjuki kepandaianku yang tidak berarti ? Aku malu."

Pendekar Aneh (Lie Tee Kie Eng) ~ Liang Ie ShenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang