BAGIAN belakang dari istana raja adalah gunung Lie San.
Pada masa pemerintahan Kaisar Cin Sie Hong pernah dibangun Istana A Pong Kiong.
Kemudian istana itu dibakar habis oleh Hang Ie. Ketika kerajaan Tong membangun kota raja di kota Tiang-an, di atas gunung Lie San itu didirikan juga beberapa istana, hanya jauh berbeda dengan istana A Pong itu, banyak tempat di sekitarnya yang masih kosong. Lie It justeru lari ke bagian belakang gunung itu.
Ketika ia tiba di tempat istana A Pong hatinya berduka sekali. Ia melihat kelilingnya, dan hanya kesepian yang ia dapatkan.
Karena ia terus berlari, sekarang ia tak melihat lagi istana yang telah ditinggal pergi jauh di sebelah belakangnya.
Ia menghela napas, lantas ia bertindak perlahan-lahan turun dan gunung itu. Ia berjalan belum jauh ketika kupingnya mendengar suara bentrokan senjata, tanda dari pertempuran. Ia menjadi terkejut.
Ia pun segera melihat dua orang bagaikan bayangan yang lagi berlari-lari seperti terbang mendatangi ke arahnya.
Lantas juga tampak nyata, orang yang berada di sebelah depan itu tubuhnya kekar, tangannya memainkan sebatang cambuk yang panjang.
Terpisahnya mereka masih ada belasan tombak tetapi suara cambuknya itu sudah menderu-deru. Yang mengherankan gerak-geriknya bagaikan binatang liar yang terluka.
Sembari menggeraki cambuknya itu, dia juga mengeluarkan seruan-seruan dahsyat.
Sekarang Lie It mengenali orang itu yaitu orang lihay nomor satu dalam Sin Bu Eng. Dialah See-bun Pa. Hanya di waktu ujian calon wiesu Sin Bu Eng, dia tidak muncul.
Dialah yang bersama Cin Tam dan Thio Teng yang disebut Sin Bu Eng Sam Toa-kho-ciu atau tiga orang liehay dari tangsi Sin Bu Eng.
Bahkan Cin Tam dan Thio Teng termasuk sebawahannya. Kalau diingat ia sama tangguhnya dengan Cin Tam, bisa dimengerti liehaynya orang she See-bun ini.
Lantas Lie It berpikir pula: "Rupanya orang telah mengatur rencana, untuk menawan aku. Mereka melepaskannya dulu, lantas di sini mereka menyembunyikan orang mereka yang terliehay. Hm......! Hm.....! Bu Cek Thian sangat licik, sampaipun Siangkoan Wan Jie kena diakalinya! Mungkin Bu Cek Thian menghendaki Siangkoan Wan Jie terus bersetia kepadanya, untuk membikin Wan Jie tidak bersusah hati, dia sengaja tidak mau mencelakai aku di depan nona itu..........."
Karena berpikir begitu, Lie It menjadi nekat maka bukannya dia lari menyingkir, dia sengaja maju untuk memapaki jago Sin Bu Eng itu.
Tepat di saat ia maju, di belakangnya ia mendengar teriakan Bu Hian Song: "Lie Kongcu, lekas balik!"
Suara itu seperti mengambang di tengah udara, nadanya menggetar, tanda dari hati tak tenang atau sangat kuatir. Ia menjadi terkesiap hatinya.
Segera ia berpikir: "Mereka menggunakan siasat lunak dan keras terhadap aku, maksudnya tak lain tak bukan, untuk aku dapat dipaksa kembali! Aku adalah seorang laki-laki sejati, mana dapat aku bertekuk lutut kepada musuh hingga aku mesti menerima penghinaan?"
Ia menjadi nekat. Belum ia berhenti berpikir, ia sudah lantas mendengar tindakan kaki berlari-lari dari Bu Hian Song.
Di lain pihak lagi, cambuknya See-bun Pa sudah sampai di depannya.
"Tahan!"
Hian Song berteriak di saat Lie It berdiri di atas jurang.
Sia-sia belaka cegahan itu, tubuhnya Lie It sudah bergerak bagaikan terbang ke dalam jurang yang dalamnya seratus tombak itu!
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendekar Aneh (Lie Tee Kie Eng) ~ Liang Ie Shen
General FictionAwal kisah dari Trilogi Dinasti Tong yang merupakan salah satu karya terbaik Liang Ie Shen. Sangat direkomendasikan untuk dibaca (must read), bahkan dari beberapa pengamat memberikan bintang 5 untuk trilogi ini (Trilogi Pendekar Rajawali karya Jin Y...