18. Kipas Raja Langit

2.4K 39 0
                                    

BARU saja suara tertawa mereda, tiba-tiba terdengar pula suara yang menyeramkan : "Bagus! Sungguh tinggi Lweekang yang barusan diperlihatkan. Sekarang biarlah aku yang main-main sedikit dengan Beng-cu baru."

Di lain saat, seorang lelaki setengah tua yang dandanannya seperti sasterawan dengan kipas dalam genggamannya, menghampiri Lie It.

Melihat orang itu, bukan main kagetnya Kok Sin Ong. Ia berpaling kepada Lie It seraya berkata : "Tuan ini adalah ..... adalah ......"

"Aku yang rendah adalah Ceng-ciu Tong Hong Pek." ia memperkenalkan diri dengan memotong perkataan Kok Sin Ong. "Aku sengaja datang kemari untuk meminta pelajaran dari Beng-cu baru."

Suaranya yang menyeramkan dan mengejek kedengarannya tak enak sekali.

Tong Hong Pek adalah seorang jago kenamaan yang bergelar Giam-ong-san atau Si-Kipas Giam Lo Ong, Raja Langit yang memanggil roh manusia dan mengadilinya.

Kipas yang dipegangnya yang terbuat dari baja adalah senjata yang dipergunakan untuk menotok jalanan darah musuh.

Dalam ilmu itu tak ada orang yang dapat menandinginya. Di samping itu ia dikenal sebagai seorang yang banyak akalnya, sehingga dalam kalangan Kang-ouw ia sangat disegani orang.

Pada sepuluh tahun yang lalu, sesudah Kok Sin Ong merebut kedudukan Beng-cu dengan menggunakan Thong-pie-kun, Liap-in-kiam dan kim-kong-ciang, ia menghilang dari Rimba Persilatan.

Ada yang bilang pada waktu itu ia sebenarnya berniat merebut kursi Beng-cu, tapi karena merasa tak sanggup melawan Kak Sin Ong, ia mengurungkan niatannya dan lalu menyembunyikan diri untuk belajar ilmu yang lebih tinggi guna turun ke dalam gelanggang di suatu hari nanti.

Lie It tentu saja tak tahu asal-usulnya itu, tapi melihat lagaknya yang menyebalkan, ia merasa mendongkol.

"Kata2 Beng-cu baru aku tak bisa menerima," katanya dengan suara tenang seperti biasa. "Kedatanganku ke tempat ini hanyalah untuk meminta pelajaran dari orang2 gagah di kolong langit."

"Tuan jangan merendahkan diri," kata Tong Hong Pek sambil tertawa. "Kedudukan Beng-cu sudah pasti tak akan lepas dari tanganmu. Aku hanya ingin main2 sedikit dan aku mengharap kau jangan turunkan tangan terlalu berat."

Mendengar perkataannya yang cukup sopan, biarpun mendongkol Lie It tak berani berlaku semberono.

Ia merangkap kedua tangannya dan berkata sambil membungkuk : "Aku merasa syukur, bahwa kau sudi memberi pelajaran. Ayohlah !"

Kok Sin Ong kaget sebab Lie It tidak menggunakan pedang dan bersiap untuk melayani lawannya dengan tangan kosong.

Ia ingin sekali memberi peringatan tapi ia merasa malu, karena tindakan itu terlalu menyolok mata.

"Baiklah," kata Tong Hong Pek dan bagaikan kilat, kipasnya menyambar jalanan darah Ciang-bun-hiat.

"Bagus........!" teriak Lie It dengan kaget sebab serangan itu menyambar luar biasa cepat, tapi pada detik terakhir, dengan gerakan Poan-liong-jiauw-po (Naga bertindak), ia dapat juga menyelamatkan dirinya.

Tong Hong Pek mendesak dan kipasnya coba menotok jalanan darah Hoan-tiauw-hiat di lutut pemuda itu.

Sekarang Lie It sudah siap-sedia. Dengan menggunakan ilmu Siauw-kim-na-chiu, ia mementang tiga jarinya dan menotok nadi Tong Hong Pek.

Pendekar Aneh (Lie Tee Kie Eng) ~ Liang Ie ShenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang