MEREKA baru jalan serintasan tatkala di padang rumput di sebelah depan tampak tiga penunggang kuda mendatangi dengan cepat, hingga lantas terlihat jelas dua yang jalan dipaling depan adalah dua orang Han.
"Bagus betul!" teriak Thia Tat Souw gusar. "Kamu berani menghinaku!"
Dan kata-katanya ini diiring dengan ayunan setelah tangannya, menerbangkan dua potong thie-lian-cie atau Teratai Besi ke arah kedua orang itu.
Dua orang itu melompat melesat dari atas kudanya.
"Thia Toako!" mereka berteriak hampir berbareng. "Apakah toako sudah tidak mengenali siauwtee?"
Sementara itu, penunggang kuda yang ke-tiga, yang telah sampai diantara mereka, adalah seorang opsir Turki.
Tat Souw melengak.
Ia sekarang telah melihat nyata dan mengenali dua orang itu.
"Kamu toh Hong Bok Ya dan Ciok Kian Ciang?" ia menanya.
"Benar!" jawab kedua orang itu, yang berdandan sebagai busu – orang-orang yang mengerti ilmu silat.
"Kita sudah tidak pernah bertemu selama sepuluh tahun lebih, kiranya toako masih mengenali kami!"
Tat Souw mengawasi mereka itu dengan ia membuka lebar matanya.
"Kabarnya kamu mendapat ke-dudukan bagus di bawah perintahnya Bu Sin Su," katanya, "kenapa sekarang kamu datang kemari? Mungkinkah ... mungkinkah kamu bekerja untuk Bu Cek Thian untuk mengundang aku si orang tua?"
Hong Bok Ya tertawa.
"Aku mewakilkan Khan Turki yang agung memapak kau, toako!" dia menyahut. "Kami tidak mempunyai sangkutan apa-apa dengan Bu Cek Thian! Ah, mari perkenalkan! Inilah Kochar, baturu dari Khan Turki yang agung!"
Ia memperkenalkan si opsir Turki itu, yang kedudukannya sebagai baturu itu, opsir utusan rajanya. Kedua pihak saling memberi hormat.
"Toako," Hong Bok Ya berkata pula, habis memandang Lam-kiong Siang dan Lie It, "kedua sahabat ini rasanya siauwtee pernah ketemu, hanya maaf, sesaat ini aku tidak ingat kapan dan dimana pernah bertemunya"
Hong Bok Ya dan Ciok Kian Ciang menjadi jago-jago dari Ceng Shia Pay dan Ban Seng Bun, di dalam dunia Rimba Persilatan, nama mereka kesohor, pada sepuluh tahun yang lampau, pernah mereka melakukan pekerjaan sebagai begal tunggal, akan tetapi karena pandainya mereka membawa diri, perbuatannya itu sedikit orang yang mendapat tahu.
Ketika itu Thia Tat Souw menjadi pemimpin Rimba Persilatan di lima propinsi Utara, mereka kedua pihak kenal satu pada lain.
Maka itu, dengan lantas mereka saling mengenali. Tat Souw adalah seorang yang banyak pengalamannya, melihat kedua sahabat itu, ia lantas berpikir: "Telah lama aku mendengar bahwa mereka ini sudah menghamba kepada Bu Sin Su, dari itu jikalau mereka tengah diutus Bu Cek Thian, tidak nanti sekarang mereka ada bersama opsir Turki ini. Didalam sini mesti ada sebabnya. Mereka menanyakan Lam-kiong Siang dan Siangkoan Bin, teranglah itu disebabkan mereka tidak sudi bicara di hadapan Lam-kiong Siang berdua."
Maka ia lantas menjawab: "inilah Hu-pangcu Lam-kiong Siang. Dan ini saudara Siangkoan Bin, seorang sahabat baru keponakannya See-tay Sielong Siangkoan Gie dari pemerintah yang lama."
"Ya," kata Lam-kiong Siang. "Pada delapan tahun dulu, selama dalam tangsi Sin Bu Eng di Tiang-an, aku rasa pernah bertemu sama kedua tuan. Ketika itu tuan-tuan tengah mengikuti Bu Sin Su mengunjungi Congkoan Lie Beng Cie. Akulah yang menjadi pengawal pintu itu waktu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendekar Aneh (Lie Tee Kie Eng) ~ Liang Ie Shen
General FictionAwal kisah dari Trilogi Dinasti Tong yang merupakan salah satu karya terbaik Liang Ie Shen. Sangat direkomendasikan untuk dibaca (must read), bahkan dari beberapa pengamat memberikan bintang 5 untuk trilogi ini (Trilogi Pendekar Rajawali karya Jin Y...