36. Tabib Jarum Emas

1.8K 34 0
                                    

"LO-PEH-PEH, siapa yang mau diminta bantuannya?" tanya Tiangsun Pek. "Apa keburu?"

"Kim-ciam Kok-chiu (si-Tabib Jarum-emas) Heehouw Kian berada di gunung Kiong-lay-san ini," jawabnya.

Kedua saudara itu kaget bercampur girang. Mereka tahu, bahwa Heehouw Kian, ahli pengobatan dan ahli silat yang namanya sangat harum, adalah salah seorang sahabat dari ayah mereka sendiri.

Tapi sebagai seorang yang sikapnya tawar terhadap segala keduniawian dan sungkan mengejar nama atau kekayaan, Heehouw Kian selalu menyingkirkan diri dari dunia pergaulan dan tidak tentu tempat tinggalnya.

Sudah dua puluh tahun, ia dan Tiangsun Kun Liang tidak pernah berhubungan lagi satu sama lain.

Pada waktu baru terluka, Tiangsun Kun Liang pernah mengatakan kepada kedua anaknya, bahwa orang satu-satunya yang dapat menolong dirinya adalah Heehouw Kian yang tidak diketahui di mana tempat tinggalnya.

Siapa nyana, orang berilmu itu sekarang berada di depan mata! Tak usah dikatakan lagi, kedua saudara itu girang tak kepalang, karena bukan saja Lie It akan dapat ditolong, tapi ayah merekapun ada harapan dapat pulang ilmu silatnya yang sudah musnah dalam waktu cepat.

Mereka bertiga lantas saja mulai mendaki gunung. Sesudah berjalan beberapa jam sambil menikmati pemandangan alam yang sangat indah, jauh di atas sebidang tanah datar mereka melihat beberapa buah rumah yang dikelilingi dengan tembok merah.

Sesudah melewati dua baris pohon-pohon yang rindang daunnya, tibalah mereka di depan pintu pekarangan.

Tanpa mengetuk lagi, Kok Sin Ong mendorong pintu itu yang tidak terkunci, lalu bertindak masuk, dengan diikuti oleh dua orang muda itu.

Begitu masuk, hidung mereka mengendus harumnya ratusan bunga dan dalam sebuah kebun, mereka lihat seorang kakek yang berambut dan berjenggot putih sedang menyiram rumput-rumput obat dan pohon2 bunga, dengan dibantu oleh seorang kacung.

Begitu melihat Kok Sin Ong, si-kakek berseru dengan suara girang: "Hola, Lo-kok, urusan apa lagi yang dibawa olehmu?"

"Tiangsun Sieheng sengaja datang kemari untuk mengundang tabib," jawabnya sambil tertawa.

Tiangsun Thay dan adiknya buru-buru menghampiri dan memberi hormat kepada orang tua itu.

Sesudah mengetahui, bahwa kedua orang muda itu adalah anak-anak sahabatnya, si-kakek yadi girang dan tertawa terbahak-bahak.

"Kalau begitu, Kun Liang-heng dan aku sama-sama menyembunyikan diri di propinsi Sucoan," katanya. "Jika kalian tidak datang ke sini, sampai sekarang aku masih belum tahu. Ada apa sehingga kau perlu mengundang tabib?"

Tiangsun Thay lantas saja menceriterakan luka yang diderita ayahnya.

Sesudah mengajukan beberapa pertanyaan, Heehouw Kian menghela napas dan berkata: "Kalau baru terluka masih gampang diobati. Tapi sekarang agak sukar."

"Apa Lopeh tidak mempunyai daya?" tanya Tiangsun Pek dengan suara berkuatir.

"Kalau baru terluka, dengan mengandalkan Lweekang ayahmu di dalam tempo sepuluh hari, ia akan sembuh kembali," jawabnya. "Tapi sekarang sedikitnya harus menggunakan tempo setahun."

Mendengar keterangan itu, Tiangsun Thay dan adiknya jadi sangat girang, sebab biar bagaimanapun jua, ayahnya bakal sembuh seperti sediakala.

Pendekar Aneh (Lie Tee Kie Eng) ~ Liang Ie ShenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang