BEBERAPA saat kemudian, dua orang Busu menggusur dua perwira pemberontak itu yang kedua tangannya terborgol.
Wan Jie lantas mengenali, bahwa mereka memang benar adalah orang orang yang sudah membunuh Lie Hian.
Sikap mereka angkuh sekali dan sesudah berhadapan dengan Bu Cek Thian, mereka masih berdiri tegak.
Tanpa bicara lagi, kedua Busu itu menendang dan karena sudah tidak memiliki lagi kepandaian silat, dengan serentak mereka roboh berlutut.
"Tak boleh kau berbuat begitu," menegur Bu Cek Thian. "Setelah dosa mereka terbukti, mereka dapat dihukum menurut undang-undang negara."
Mendengar perkataan Bu Cek Thian, kedua perwira itu yang sudah menunggu pukulan-pukulan, mengangkat kepala dan hati mereka bergoncang keras karena melihat sorot mata yang tajam bagaikan pisau, sehingga cacian yang sudah disediakan mereka tidak dapat dikeluarkan.
Sambil membalik-balik surat-surat diatas media, Bu Cek Thian berkata dengan suara perlahan : "Apakah kamu Thia Bu Ka yang berpangkat Touw-wie dan Han Eng yang berpangkat Sian-heng-khoa, dibawah perintah Khu Sin Sun?"
"Kalau kau mau bunuh, bunuhlah ! Perlu apa rewel-rewel ?" teriak Han Eng.
Bu Cek Thian tidak menggubris, tapi segera bertanya pula dengan suara sabar : "Thia Bu Ka, bukankah kau saudaranya Tayciang-kun Thia Bu Teng ?"
"Seorang laki-laki, berani berbuat berani bertanggung jawab," kata Thia Bu Ka tanpa menjawab pertanyaan kaizar wanita itu.
"Benar....., benar aku yang membunuh anak mustikamu. Aku yang melakukan itu dan tiada sangkut pautnya dengan orang lain. Kalau kau menyeret-nyeret keluargaku, akupun tidak takut. Namamu akan tercatat dalam sejarah sebagai bu-to hun-kun (raja yang menyeleweng)."
"Benarkah ?" menegas Bu Cek Thian. "Benarkah tiada sangkut-pautnya dengan orang lain? Apa benar kau melakukan perbuatan itu atas kemauan sendiri, tanpa disuruh orang?"
Ia mengulangi pertanyaan itu beberapa kali sambil menatap wajah Thia Bu Ka dengan sorot mata yang sangat berpengaruh.
Tiba-tiba Bu Ka mendongak dan berkata dengan suara menyindir : "Kau perlu tahu juga ? Baiklah. Orang yang menyuruh aku adalah Khu Sin Sun, Cokim-gouw Tay-ciang-kun yang paling dipercaya olehmu !"
Bu Cek Thian tertawa dingin.
Ia berpaling kepada Tek Jin Kiat seraya berkata : "Tek-keng, tolong kau tulis perintah untuk menghibur Khu Sin Sun, supaya ia tidak terlalu memikirkan kejadian ini. Katakanlah, bahwa kami sudah memeriksa perkara ini dan sudah terbukti, bahwa pembunuhan itu tiada sangkut-pautnya dengan dia."
Tek Jin Kiat meng-ia-kan sambil membungkuk dan sambil tertawa ia berkata kepada Thia Bu Ka, "Thianhouw mempunyai pandangan yang sangat tajam. Mana dapat kau memfitnah Khu Tay-ciang-kun. Aku menasehati kau, supaya kau mengaku saja seterang-terangnya."
"Baiklah," kata pula Bu Cek Thian. "Kau mengatakan, bahwa perbuatanmu itu tiada sangkut-pautnya dengan orang lain. Sekarang kami ingin menanya, mengapa kau membinasakan putera kami ? Apakah dia telah melakukan perbuatan yang mencelakakan rakyat ?"
"Yang mencelakakan rakyat adalah kau......!" bentak Thia Bu Ka.
"Kau sudah merampas takhta kerajaan dan membunuh menteri-menteri setia. Kau membunuh orang, apa orang tidak bisa membunuh anakmu.....?"
"Kami tidak pernah mencelakakan rakyat, tapi hal ini tak usah diributi sekarang," kata kaizar wanita itu dengan suara sabar. "Tapi andaikata kami berdosa, kedosaan itu tiada sangkut-pautnya dengan putera kami. Mengapa kau membunuh dia ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendekar Aneh (Lie Tee Kie Eng) ~ Liang Ie Shen
General FictionAwal kisah dari Trilogi Dinasti Tong yang merupakan salah satu karya terbaik Liang Ie Shen. Sangat direkomendasikan untuk dibaca (must read), bahkan dari beberapa pengamat memberikan bintang 5 untuk trilogi ini (Trilogi Pendekar Rajawali karya Jin Y...