"KHAN AGUNG DARI POHAI telah menghadiahkan kita beberapa ekor harimau asal gunung Tiang Pek San, maka itu sekarang selagi hadirnya banyak orang gagah, baik kita mengadakan pertunjukan orang gagah menaklukkan harimau."
Negara Pohai adalah sebuah negara besar di Timur daya dan harimau dari gunungnya, gunung Tiang Pek San, kesohor galak dan ganasnya. Raja negara itu bersekutu sama Khan Turki, dia mendapat tahu, Turki bakal melakukan peperangan, maka dia menghadiahkan beberapa ekor harimau sebagai tanda menghormat, sebagai pujian untuk Turki menang perang.
Khan setuju dengan usulnya baturu itu.
"Bagus, bagus!" katanya, girang. "Tidak usah dipilih lain orang, kau saja yang maju untuk menaklukkan harimau itu!"
Khan tahu pengawalnya itu gagah, ia pikir baiklah ia menggunai ketika ini untuk membikin para tetamu menyaksikan kegagahan pahlawan-pahlawannya.
Kakdu menerima baik putusan junjungannya itu. Ia lantas memerintahkan perawat binatang untuk mengeluarkan seekor harimau. Untuk itu telah disediakan sebuah tanah-lapang, yang sudah dikurung pagar kawat, guna mencegah harimau nerobos keluar dan mencelakai orang banyak.
Segera juga orang melihat seekor harimau dengan pita putih dijidatnya. Benar-benar raja hutan itu besar dan bengis romannya. Ketika Kakdu muncul didepannya dan membentaknya lantas dia menjadi gusar dia menderum nyaring, ekornya digoyang-goyang, terus dia melompat, menubruk kepada Kakdu.
Para hadirin pada mengerti ilmu silat tetapi melihat raja hutan demikian garang, ada yang hatinya gentar.
Tidak demikian dengan si baturu. Begitu ditubruk, begitu ia berkelit, ketika raja hutan itu lewat disampingnya, ia menghajar punggungnya binatang itu.
Harimau itu berkulit tebal dan tubuhnya kuat, ketika dia kena dihajar, dia menjadi gusar, sambil mengaung keras dia menongkrong, matanya memandang tajam, lantas dia menggoyang ekor, terus dia melompat pula, menubruk untuk kedua kalinya.
Kembali Kakdu berkelit, habis itu dia menyerang ke kempungan si raja hutan. Tapi binatang ini melawan, dia memutar tubuh, untuk menyingkur. Maka tubuh baturu itu terangkat naik dan terlempar.
Orang rata-rata terkejut. Tidak demikian dengan Kakdu sendiri. Selagi tersingkur itu, ia meneruskan meminjam tenaga, untuk berjumpalitan, lalu sedang tubuhnya turun, dengan kedua kakinya, ia menjejak kepalanya harimau itu. Hebat jejakan itu, si raja hutan roboh, sedang ia sendiri, terus lompat turun ke tanah.
Harimau itu bergulingan, dia berderum gusar, lantas dia bangun, untuk mendekam, bersiap untuk menyerang.
Akan tetapi, dia tidak lantas menerkam pula. Kakdu mengawasi tajam, ia maju perlahan-lahan, untuk mendekati, sembari maju, ia terasa, tangannya pun menggapai-gapai.
Harimau itu menjadi gusar sekali, dia menderum bagaikan guntur, lantas dia berlompat bangun, untuk menerjang, mulutnya dipentang lebar, untuk menggigit, kedua kakinya mementang kukuh, guna menyengkeram.
Kakdu berlaku tabah, tenang tetapi gesit. Ketika diterkam itu, dia berkelit kesamping, dan ketika si raja hutan menginjak tanah, menubruk tempat kosong, dia berbalik, untuk memberikan beberapa bogem-mentah.
Sesudah menerkam tak berhasil, sedang barusan dia mengerahkan seluruh tenaganya, harimau itu menjadi lelah. Ketika ini digunai Kakdu. Dia menjambak kulit kepala raja hutan itu, dia menekan keras, sambil berbuat begitu, dia membentak: "Binatang, kau menyerah atau tidak?"
Sia-sia harimau itu menderum dan keempat kakinya meronta-ronta, hingga tanah kena terbongkar dan tergali cukup dalam, ketika tenaganya habis, dia lantas berdiam saja ditekan si baturu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendekar Aneh (Lie Tee Kie Eng) ~ Liang Ie Shen
General FictionAwal kisah dari Trilogi Dinasti Tong yang merupakan salah satu karya terbaik Liang Ie Shen. Sangat direkomendasikan untuk dibaca (must read), bahkan dari beberapa pengamat memberikan bintang 5 untuk trilogi ini (Trilogi Pendekar Rajawali karya Jin Y...