71.Sebuah Pertemuan

1.7K 27 0
                                    

"SAUDARA Tay, aku tidak menyangka sekali di sini kita dapat bertemu. Aku justeru hendak berbicara dengan kau."

Lie It hendak memberitahukan halnya sudah menikah dengan Tiangsun Pek, tetapi Tiangsun Tay sudah mendahuluinya.

"Aku juga hendak bicara denganmu!" kata ipar itu, yang masih belum ketahui yang mereka berdua telah menjadi sanak dekat sekali satu dengan lain.

"Aku telah menerima pesan dari satu orang maka aku datang kemari untuk mencari kau."

"Sudah, tak usah kau menutur lagi, aku sudah ketahui maksud kedatanganmu ini," kata Lie It sambil menggeleng kepala. "Bukankah kau menerima perintah dari Bu Cek Thian untuk memanggil aku pulang? Jikalau aku sudih menyerah terhadapnya, tidak nanti aku melakukan perjalanan laksaan lie hingga tiba di tanah perbatasan yang jauh ini! Setiap orang ada cita-citanya masing-masing, aku tidak suka memangku pangkat di bawah perintahnya Bu Cek Thian, maka itu aku minta, jangan kau memaksa aku."

Akan tetapi Tiangsun Tay pun menggoyang kepala.

"Kau menduga keliru!" katanya, tertawa. "Aku bukan datang mencari kau karena menjalankan titahnya Bu Cek Thian. Aku datang untuk sahabat karibmu semenjak masih kecil, sahabat yang paling mengerti cita-citamu!"

Lie It heran.

"Siapakah dia?" ia tanya. Tiangsun Tay tertawa, meskipun itu bukannya tertawa wajar.

"Siangkoan Wan Jie!" sahutnya.

Hati Lie It berdenyutan. "Siangkoan Wan Jie ... Siangkoan Wan Jie ..." katanya bagaikan mendumal.

Lalu pikirnya: "Sudah lewat begitu tahun, kiranya dia masih belum melupai aku ... Tapi, cara bagaimana dia bolehnya meminta pertolongannya Tiangsun Tay ini? ..."

Belum lagi pangeran ini menanya, ia sudah mendengar iparnya itu berkata pula: "Wan Jie ketahui bahwa kau tidak nanti sudi kembali, akan tetapi untuknya sendiri, dia mengharap kau pulang satu kali saja. Dia mempunyai satu urusan penting yang dia hendak bicarakan dengan kau. Dia suka memberi tanggungan bahwa Thian Houw tidak nanti memaksa kau memangku pangkat! Jikalau kau sudah kembali ke Tiang-an maka terserahlah kepada kau, jikalau kau suka berdiam terus disana, kau boleh berdiam, jikalau tidak kau boleh pergi kembali. Harapannya Wan Jie adalah agar dia dapat bertemu kau satu kali lagi saja ..."

"Wan Jie yalah penulis dari Bu Cek Thian," tanya Lie It, "dia tinggal di dalam istana, dapatkah kau sering bertemu dengannya?"

"Walaupun tidak sering tetapi di dalam satu bulan sedikitnya dua-tiga kali aku dapat menemui dia." sahut Tiangsun Tay. "Sekarang ini aku menjadi Taylwee Siok-wie dari Thian-houw."

Lie It tertawa meringis.

"inilah aku tidak pernah pikir," katanya.

Agaknya ia heran dan menyesal. Taylwee Siok-wie itu adalah pengawal pribadi.

"Bu Cek Thian dapat mempercayaimu dan kau juga dapat menjadi pengawainya Bu Cek Thian ..."

"Perubahan ini, aku sendiri juga tidak pernah memikirnya," kata Tiangsun Tay. "Ingatkah kau peristiwa malam dari delapan tahun yang lampau ketika kau mencoba memasuki istana untuk membunuh Bu Cek Thian? Ketika itu bersama-sama ayah dan adikku, aku menantikan kau di kaki gunung Lie San."

"Mana dapat aku tidak ingat itu? Menurut katanya adik Pek, malam itu kau telah terluka parah. Itu waktu, kita semua ada sangat berduka dan berkuatir. Syukurlah sekarang kita sama-sama selamat tidak kurang suatu apa dan dapat bertemu pula!"

Pendekar Aneh (Lie Tee Kie Eng) ~ Liang Ie ShenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang