Waktu telah menunjukkan pukul 20.30, Reva masih duduk di balkon kamarnya, matanya menatap pilu langit dan bintang, keadaan yang ada kini hening, hanya terdengar lagu yang sedang diputar oleh Reva, tak lama kemudian terdengar ketukan pintu dari depan kamar Reva, Reva segera beranjak untuk membuka pintu kamarnya. Didapati Rafi yang kini berada di depan pintu kamar Reva, bibirnya tersenyum dan Reva tak ragu untuk membalasnya, "Bang Rafi? Tumben malam-malam ke kamar aku?"
"Abang mau bicara sama kamu." Ucapnya.
"Yaudah Bang, masuk aja!"
Reva mempersilahkan Rafi memasuki kamarnya dan disusul oleh Reva setelah menutup pintu kamarnya.
"Mau ngomong apasih Bang?" Tanya Reva yang mengikuti langkah kaki Rafi.
"Kok ada suara musik di balkon?" Tanya Rafi.
"Oh iya Bang. Lupa aku matiin." Reva menepuk jidatnya dan langsung beranjak ke balkon kamarnya.
Rafi mengikuti langkah Reva sampai ke balkon. "Kita bicara disini aja!" Rafi menjeda nya sebentar, "Abang mau bicara tentang Reno." Ucapnya yang membuat Reva refleks menoleh ke arah Rafi.
"Emang kenapa sama Kak Reno?" Tanya Reva dan menatap Rafi dengan tatapan bingung.
"Aturan Abang yang nanya kaya gitu. Kamu kenapa sama Reno? Belakangan ini kamu sama Reno saling menghindar." Rafi memperhatikan Reva yang berada disampingnya. Reva menoleh ke Rafi sekilas dan kembali memperhatikan langit dan bintang.
"Perasaan Abang aja kali." ucap Reva tenang.
"Jadi adik Abang udah pintar bohong." Rafi menatapnya dengan dingin dan wajahnya terlihat datar.
"Bang--" ucapannya terpotong cepat oleh Rafi, "Kamu jangan tertutup gini dong sama Abang, Rev!" Ujarnya.
"Aku cuma lagi kesel sama Kak Reno doang Bang." Reva menatap Rafi dengan tatapan lirih. "Aku gak suka di kekang Bang, apalagi kalau disuruh mendekat dengan orang yang aku gak suka." sambungnya lagi.
Rafi mengangkat sebelah alisnya, "Maksudnya apa?"
Reva mengangkat wajahnya untuk melihat Rafi, karena tinggi Reva dan Rafi yang memang berbeda jauh, "Ada temen Kak Reno yang suka sama aku, dan Kak Reno udah tau soal itu, aku selalu dipaksa sama Kak Reno untuk merespons baik tindakan temen dia ke aku, aku gak suka Bang, Kak Reno lebih mentingin temennya dibanding aku, adiknya sendiri."
Rafi mengelus rambut Reva yang ia biarkan tergerai, "Jadi masalah itu? Kamu udah bilang ke Reno, tentang ini?"
"Iya aku udah bilang, makanya aku menghindari Kak Reno belakangan ini."
"Tindakan kamu udah bener?"
Reva menoleh ke Rafi dengan tatapan kesal, "Ih. Bang kok jadi pojokin aku gini sih!"
Rafi tertawa kecil, "Harusnya kamu jangan bertindak gini, 'kan bisa di bicarain baik-baik."
"Aku juga gak suka Kak Reno pacaran sama Syakira, Abang tau 'kan tempo hari aku minta berangkat bareng Kak Reno, masa aku pulang di tinggal sama dia, aku udah nunggu dia setengah jam Bang, eh kata temennya dia pulang bareng Syakira. Kesel gak Bang? Dinda udah pulang, Taufik juga. Untung ada temen aku yang nganterin pulang." jelas Reva panjang lebar.
Rafi memang sudah mengetahui tentang Taufik sebelumnya, Reva selalu menceritakannya kepada Rafi, bahwa Taufik itu kakak terbaik selain mereka, Rafi dan Reno. Taufik dan Dinda selalu ada di saat Reva membutuhkannya.
"Bang? Aku lagi suka sama seseorang."
Rafi kaget mendengarnya, jelas saja Rafi mengetahui kejadian yang ia alami dengan Bintang, mantan pacarnya. Setelah itu, Reva tak pernah jatuh cinta lagi dengan siapapun, sudah sekitar empat tahun Reva tidak menjatuhkan hatinya kembali.
"Serius Rev? Siapa? Taufik?" Tanya Rafi dengan ekspresi kaget.
"Ih.. Bang, Taufik itu udah aku anggap kayak kakak sendiri."
Rafi mengangkat sebelah alisnya, "Terus?"
"Namanya Raka Bang, dia murid baru di kelas aku, baru dua bulan lalu. Dia baik Bang, dia selalu menghibur aku tau. Aku nyaman sama dia Bang," jelas Reva.
Rafi tersenyum, "Lalu dia gimana?"
"Tadi sore aku ketemu dia di taman dekat rumah Taufik, terus pas aku mau pulang dia agak teriak ke aku, begini 'gue suka sama lo Rev' nah Bang gimana tuh?"
"Gimana-gimana nya terserah kamu, yaudah tidur udah malem nih. Besok kesiangan aja."
Reva melihat jam dikamarnya dan menunjukkan pukul 21.15, hampir satu jam ia bicara dengan Rafi. Reva dan Rafi berdiri meninggalkan balkon dan Reva menutup rapat pintu balkon tersebut.
Rafi yang ingin keluar, menoleh kembali kepada Reva yang ada dibelakangnya, "Besok harus baikan sama Reno. Janji?" Rafi mengangkat jari keilingkingnya menandakan bahwa Reva harus berjanji kepadanya.
"Iya Abang ku sayang." Reva membalas uluran jari kelingking Rafi dan melipat bersamaan. Kemudian Rafi keluar dari kamar Reva dan jalan menuju kamarnya disamping kamar Reno.
--
Setelah selesai memakai seragam, Reva segera keluar dari kamarnya. Reva menutup pintu kamarnya dan langsung beranjak pergi ke ruang makan. Baru saja ingin melangkah pergi, mendengar namanya di panggil ia langsung menoleh, dan ia dapati Reno.
"Rev!" Panggil Reno.
Reva memutar bola matanya malas, entah apa tujuan Reno memanggil Reva, jika tidak ada Rafi di dekatnya, mungkin Reva akan segera pergi dan mengacuhkan panggilan itu.
Belum sempat membalas panggilan itu, tiba-tiba dia sudah berdiri di dekat Reva dan berkata, "Hari ini lo berangkat bareng gue yak!"
Reva sontak menatapnya kaget, ada apa ini? Atau jangan-jangan ini ulah Rafi? Apa yang dikatakan Rafi? Sampai Reno baik begini.
"Gak usah Kak, gue ada motor kok."
"Udah sama gue aja yak, nanti pulangnya gue susul ke kelas lo."
Tanpa menunggu balasan Reva, Reno segera berjalan menuju ruang makan dan menganggap bahwa jawaban yang Reva berikan adalah 'iya'. Reva memutar bola matanya malas, dan berjalan ke arah ruang makan menyusul Rafi dan Reno.
Sesampainya di ruang makan, Reva menyapa mama dan papanya dan langsung duduk di kursi makan, "Pagi Ma, Pa." sapanya.
Renata dan Rangga hanya membalas dengan senyuman tipis, matanya terfokuskan oleh seorang lelaki di sebrang kursinya, siapa lagi kalo bukan Rafi. Rafi yang melihat tatapan menajamkan Reva itu hanya mengabaikannya.
Setelah selesai sarapan, Reva langsung menarik tangan Rafi dan mengajaknya bicara jauh dari ruang makan.
"Bang Rafi bilang apa sama Kak Reno?" Tanya Reva menginterogasi.
Rafi menatap dan mengerti, bahunya bergidik menandakan ia tidak tahu, "Abang gak bilang apa-apa."
"Bang Rafi bohong ya? Masa Kak Reno tiba-tiba baik gitu?"
Rafi menurunkan kakinya dan berdiri setinggi Reva, "Jadi kamu curiga sama kelakuan kakak kamu yang mendadak baik?" Ucapnya horror, dan berdiri lagi seperti biasa, "Kamu jahat juga, Rev."
Reva bergeram kesal, akhirnya tanpa membalas perkataan Rafi, Reva langsung pergi menyusul Reno yang sudah ada di depan rumah.
Rafi hanya tersenyum kecil, melihat adiknya yang mulai membaik.
-----
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Cinta
Teen Fiction[SELESAI] [Proses Editing] Ini bukan suatu kebetulan. Bisa dikatakan ini Takdir. Takdir menemukannya lagi. Lagi yang dulu pernah terpisah. Kata orang 'kesempatan kedua ga akan bisa sama dengan awal perkenalan'. Tapi aku ga percaya. Aku yakin ini tak...