Chapter 34 - Gedung Sate

169 5 0
                                    

Bel pulang sekolah telah berbunyi, Reva membereskan buku-bukunya yang berserakan di meja, begitupun Dinda. "Pulang bareng Kak Reno?" Tanya Dinda setelah mereka selesai.

Reva menggeleng, "engga. Gue bawa motor" Jawab Reva.

"Minggir dong! Gue pengen ke RAKA" Ayana melewati dan menyenggol Reva sampai bahunya terdorong. Ayana berkata sangat ketus dan menekankan nama Raka tepat di telinga Reva.

"Biasa kali" ucap Reva tak suka.

Ayana hanya tersenyum licik. Dia segera menggandeng tangan Raka yang ia lipatan pada tangannya. Reva masih ada di situ, ia memerhatikannya dengan tatapan jijik. Raka menolak secara halus genggaman tangan Ayana, "ini lagi disekolah. Ga enak" kata Raka. Reva dan Dinda yang mendengarnya hanya tertawa kemudian meninggalkan kelas. Ayana melengos.

Reva dan Dinda berjalan bersamaan menuju tempat parkir. Di tengah perjalanan, mereka bertemu Farel yang sedang membawa komik. "Hey, Rel" sapa Dinda yang ada di sampingnya, disusul Reva.

"Hey, Din, Rev" balas Farel kemudian tersenyum.

"Lo mau pulang?" Tanya Dinda.

"Iyaa.."

"Naik apa?" Kini Reva yang bertanya.

"Naik motor" jawabnya.

Reva hanya ber-oh-ria.

Mereka bertiga sudah sampai di parkiran dan menuju kendaraannya masing-masing. "Kalian hati-hati ya!" Kata Farel kepada Dinda dan Reva.

Mereka hanya tersenyum kemudian mengangguk.

Reva dan Dinda berjalan ke area parkiran sebelah kiri sedangkan Farel berjalan ke arah kanan. "Mau bareng ga?" Tawar Dinda.

"Lo duluan aja, deh. Gue mau muter-muter dulu" kata Reva.

"Jangan macem-macem lo ya! anggap aja Ayana sana Raka tadi cuma angin lewat"

Reva merangkul bahu Dinda, "iyaa.. Dinda ku sayaaang" Ucapnya membuat Dinda bergidik geli.

Reva menyalakan mesin motornya dan mengeluarkan motor dari area parkir. Reva melajukan dengan kecepatan sedang. Dia berniat pergi ke gedung sate untuk sekedar menenangkan diri dari hari yang melelahkan ini.

Sesampainya di gedung sate, ia memarkirkan motornya di samping tukang ketoprak. Reva segera duduk dan memesan ketoprak langganannya itu. "Kang Kasim, ketoprak satu ya. Kaya biasa" pesannya.

Tukang ketoprak yang bernama Kasim itu menengok, "Eh ada neng Nada. Udah lama ga kesini neng?"

Reva tersenyum, panggilan Nada sangatlah familiar untuk pedagang dekat gedung sate. "Iya kang, saya lagi banyak tugas" kata Reva.

"Gitu ya neng. Akang kira kamu teh udah ganti langganan" ucap Kasim dengan tertawa kecil.

"Ngga atuh kang, ketoprak akang doang yang paling enak" puji nya.

"Ah kamu mah neng, bisa aja. Ini ketopraknya" ucap Kasim sembari mengasih sepiring ketoprak kepada Reva.

"Neng, kamu teh belum ada pacar? Sendirian terus kalo kesini" kata Kasim yang kini duduk di sampingnya.

Reva tertawa, "akang teh, kunaon nya, pacar terus yang ditanya"

"Abisan akang teh heran sama kamu neng, kamu gelius.  Tapi masih belum ada lelaki yang mau sama kamu" ujar Kasim, "sekalinya kesini sama laki-laki, dia teh kakak kamu" lanjutnya lagi.

Reva tersenyum sembari mengunyah lontong, "saya udah punya pacar kang sebelumnya, satu bulan kemarin lah. Tapi pacar saya malah tiba-tiba bilang udahan, kang" Ucapnya.

Rahasia Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang