Reva memasuki kelas dengan langkah malas, wajahnya ia tundukkan. Saat ia mendongak, tiba-tiba saja Raka dan Ayana sedang bersenda gurau. Reva tersenyum melihatnya, "Karena dia?" Gumamnya sangat kecil.
Baru saja Reva ingin duduk, tangannya sudah dicekal oleh Dinda untuk keluar kelas. Reva mengikuti Dinda, sampai akhirnya mereka sampai di atap sekolah.
"Ada apa sih, Din?" Tanya Reva setelah mereka duduk di bangku yang terdapat di tengah atap.
"Gue udah pernah bilang sama lo, Raka ga baik! Kenapa lo malah jadian sama dia?!" Ketus Dinda.
"Maafin gue Din"
"Lo kenapa? Putus?"
Reva diam. Wajahnya ia tundukkan.
"Jawab gue dong"
"Gue ga tau pasti alasan dia, Din"
"Maksud lo, dia bilang putus gitu aja? Brengsek banget!" Kesal Dinda.
"Din jangan marah"
"Gue ga marah Rev. Cuma--" Dinda berhenti sejenak, "cuma kalo Taufik tau ini, dia bakal sedih banget"
Reva mengeryit, "maksud lo Taufik tau gimana?"
Dinda menunduk lemah, jemari nya ia ketukan pada sela bangku. "Lo tau kenapa Taufik ga ngehubungin lo lagi semenjak kepergian dia?" Dinda menolehkan pandangannya kepada Reva. Reva yang mendengarnya hanya menggeleng.
"Kenapa, Din?"
Dinda menghela napas panjang, "sebenernya saat itu, Taufik masih ada disana, bisa dibilang dia jadi saksi bisu resminya lo pacaran sama Raka. Makanya Taufik bertekad buat ga hubungin lo lagi. Dia slalu nanya kabar lo, kabar hubungan lo, sama gue. Maafin gue Rev, gue janji ga akan jauhin lo lagi"
Hati Reva sangat sesak, pelupuk matanya lagi-lagi mengeluarkan benih-benih cairan yang siap tumpah, "jadi Taufik tau kejadian itu?" Tanya nya lemah.
Dinda mengangguk.
"Jangan bilang ke Taufik kalo Raka nyakitin gue"
"Kenapa?"
"Gue ga mau Taufik makin khawatir disana"
"Sekarang gimana keadaan lo?"
"Gue berusaha baik, Din"
Dinda hanya mengangguk paham.
"Din gimana perasaan lo sama Farel?" Entah kenapa pertanyaan itu malah muncul dari mulut Reva.
"Udah biasa aja, kenapa? lo suka sama dia, ya? Gapapa. Dia baik. Percaya deh" kata Dinda dengan percaya diri, seakan penilaiannya tentang Farel sangatlah benar.
"Tadi, Farel--"
"Farel kenapa?" Sela Dinda secara histeris.
"Kebiasaan deh kalo ngomongin Farel dipotong terus" keluh Reva dan memutar bola matanya malas.
Dinda hanya nyengir kuda.
Gue seneng lo kaya gini, Din. Batin Reva.
Reva menceritakan kepada Dinda tentang kejadiannya dengan Farel beberapa jam lalu. Dinda dengan nikmat mendengarkan setiap kata yang diceritakan Reva tentang Farel. Sesekali Dinda terkagum mendengarnya, Reva juga menceritakan kejadiannya bersama Farel sedetail mungkin.
"Dia baik, Rev" puji Dinda setelah Reva menceritakannya semua.
"Belum bisa, Din"
Dinda mendengus kesal, "Raka lagi deh?"
Reva mengangguk kecil dan tersenyum.
"Kemarin gue sempet liat Ayana nyamperin Raka gitu di parkiran, kaya ngasih tau sesuatu hal gitu" ucap Dinda lagi.
![](https://img.wattpad.com/cover/97323077-288-k63670.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Cinta
Fiksi Remaja[SELESAI] [Proses Editing] Ini bukan suatu kebetulan. Bisa dikatakan ini Takdir. Takdir menemukannya lagi. Lagi yang dulu pernah terpisah. Kata orang 'kesempatan kedua ga akan bisa sama dengan awal perkenalan'. Tapi aku ga percaya. Aku yakin ini tak...