Chapter 37 - Pilihan

169 4 0
                                    

Selesai pertemuannya dan menjelaskan kejadian yang sebenarnya kepada Reva, Raka kembali melangkah mengitari gedung sate. Arka, kakaknya telah mendahuluinya pulang ke kost.  Sesekali bibirnya terlukis senyum kebahagiaan, 4 tahun yang hilang kini kembali. Pandangan Raka beredar ke setiap sudut gedung sate, tapi tiba-tiba pandangannya terhenti dan matanya membelalak melihat perempuan memakai kaos maroon lengan pendek dengan paduan jeans selulut. Langkahnya mendekati perempuan yang tengah duduk sendirian itu.

Setelah langkahnya cukup dekat dengan perempuan itu, pandangannya ia edarkan lagi pada seluruh tubuh wanita itu, "Zulfa?" Sapanya kemudian.

Perempuan yang di panggil Raka menoleh dengan pelan, menautkan kedua alisnya, dan raut wajah yang kebingungan, "saha?" Tuturnya lembut.

"Kamu beneran Zulfa?" Tanya Raka yang kini nada bicaranya naik satu oktaf dengan sedikit kebahagiaan terlukis.

"Iya, maneh teh saha?" Tanyanya menggunakan bahasa sunda.

"Aku, Raka, Zul"

Perempuan itu menautkan kedua alisnya sehingga menimbulkan sedikit kerutan di dahinya, "Raka--" pikirnya lama, "Raka? Ra--ka yang--" Ucapnya kini gugup.

"Iya, aku Raka, masa lalu kamu" tutur Raka lemah.

Mata perempuan yang bernama Zulfa itu membelalak kaget dan membawa dirinya bangkit dari kursi yang ia duduki. "Kamu kenapa bisa ada disini?" Tanya perempuan itu.

Raka tersenyum bahagia, terlukis jelas senyum di wajahnya, "aku kangen kamu, Zul" ucap Raka penuh pengharapan.

"Kamu kenapa bisa ada disini?" Zulfa mengulangi pertanyaannya lagi dan menatap pilu manik mata Raka.

"Aku cari kamu, Zul"

"Untuk apa?"

"Aku ga terima kamu tinggalin aku 3 tahun lalu" kata Raka dengan nanar.

"Untuk apa kamu cari aku lagi, Rak?"

Zulfa terus mengulangi pertanyaannya dan matanya menatap nanar Raka, seperti tak percaya bahwa kini Raka ada di hadapannya. "Zul, aku yakin perasaan itu masih ada" kata Raka penuh harap.

Zulfa bungkam. Matanya masih menatap sendu Raka di depannya. "Zul"

"Udah hilang, Rak" akhirnya Zulfa membuka bicara setelah bungkam lama. Raka menatap sendu manik mata Zulfa lekat-lekat.

"Kamu jangan bohong, Zul"

Zulfa tertawa hambar menanggapinya.

"Kenapa ketawa, Zul?"

"Kamu dengan dunia kamu, dan aku punya dunia sendiri, kita ga bisa maksain masa lalu untuk datang kembali, aku--" Zulfa diam sejenak, perkataannya ia biarkan menggantung. "Jangan bilang, kamu udah jatuh cinta sama orang lain dalam 3 tahun ini" Tebak Raka langsung pada inti.

"Ga semudah itu, Rak. Justru sebaliknya, kamu masih ada, di tempat yang sama" Jawab Zulfa dengan lirih nya.

"Lalu apa yang buat kamu ga mau balik sama aku, Zul?" Tanya Raka masih berharap.

"Jangan paksa aku buat kembali ke masa lalu, Rak. Hargai perjuangan aku untuk ga cinta lagi sama kamu"

"Hargai aku juga untuk penantian selama ini, Zul"

"Di sana--" Zulfa menunjuk dada bidang Raka, "ada seseorang yang udah gantiin posisi aku"

Tubuh Raka menegang, dalam hitungan detik jantungnya berdetak cepat, seketika pikirannya melayang kepada Reva, kenapa harus di pertemukan dengan keduanya yang sama besar bertempat di benak Raka. "Zul--"

Rahasia Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang