Bel pulang sekolah berbunyi, Reva berkemas, membereskan buku-bukunya yang berserakan di meja. Seharian ini, Reva mendiami Raka, terkadang hanya melirik sekilas itupun dengan tatapan datar nya. Begitupun Raka, tak pernah menggubris Reva sama sekali. Dan mungkin ini saatnya, mereka benar-benar menjauh.
"Rev naik motor atau bareng kak Reno?" Dinda bertanya dan mereka segera keluar dari kelas.
"Bareng kak Reno"
"Pulang bareng gue aja ya, gue mau ke gedung sate"
"Mau ketemu kang Ajang tukang cilok ya?" Reva meledek kemudian tertawa lepas.
Gue lebih suka lo kaya gini Rev, "enak aja lo. Mau makan ketoprak kang Kasim. Mau kan?"
"Yaudah. Tapi gue kabarin kak Reno dulu ya, takut nungguin" Reva merogoh saku bajunya untuk mengambil ponsel dan mencari kontak kak Reno.
"Ga usah telepon Rev, gue parkir deket kelas Otomotif"
"Oh gitu.." Reva memasuki ponselnya lagi.
Kemudian mereka berjalan menuju kelas Reno, izin, kemudian melesat ke parkiran. Dinda memang lebih suka parkir di situ, katanya di sana banyak anak-anak Otomotif dan Teknik Komputer Jaringan yang ganteng nya seantero sekolah.
Mereka sampai di kelas Reno, kelasnya sudah sepi, bukan pemandangan yang aneh jika kelas Reno sepi sebelum waktunya, itu hal yang lumrah di jurusannya. Reva dan Dinda melangkah masuk ke kelas Reno, ada Alzy, Delon, Jieyo dan pastinya Reno.
"Mau pulang sekarang?" Reno turun dari meja yang ia duduki, menghampiri Reva.
"Gue mau bareng Dinda kak, lo pulang sendiri ya?"
"Oh gitu, mau kemana emang Din?" Reno bertanya kepada Dinda.
"Mau ke gedung sate kak, gapapa kan?"
"Gue tau, mau ketemu gebetan si Reva ya?"
Reva mengeryit, Dinda hanya tersenyum kikuk, bingung. "Siapa?" Kini Reva yang bertanya, penasaran.
"Kang Kasim, tukang ketoprak" ucap Reno disusul oleh tawanya yang lepas.
"Kurang ajar" Reva mendengus kesal.
"Yaudah lah, gue males lama-lama di sini, kelas rasa pengungsian, kumuh banget" Reva mendelik sembari memutar pandangannya ke sudut-sudut kelas.
"Ini namanya surga dunia Rev" Alzy yang berada di belakang Reno membalas.
Reva menganga tak percaya sedangkan Dinda terkekeh pelan.
"Assalamualaikum kak"
"Iya. Wa'alaikumsalam"
Reva dan Dinda melangkah keluar, tepat di depan pintu kelas Reno dan ingin berbelok ke arah parkiran suara dari dalam membuat langkah Dinda berhenti, "Dinda tambah cantik aja" Alzy berucap keras, membuat ketiga temannya berseru-seru.
Dinda menoleh ke belakang dan menyunggingkan senyum malu, "makasih kak" dan ternyata pipinya sedang bersemu.
Alzy mengangguk dan masih di sertai seringai ledekan dari ketiga temannya.
Dinda dan Reva kembali melangkah menuju parkiran, "Cie Dinda" Reva ikut meledek juga dan tertawa.
"Udah ah Rev" terasa pipinya sedang memanas dan memandang malu.
"Ada yang lagi berbunga nih"
"Rev!!"
"Duh bakal ada yang clbk nih" Reva terkekeh dan terus saja meledek Dinda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Cinta
Teen Fiction[SELESAI] [Proses Editing] Ini bukan suatu kebetulan. Bisa dikatakan ini Takdir. Takdir menemukannya lagi. Lagi yang dulu pernah terpisah. Kata orang 'kesempatan kedua ga akan bisa sama dengan awal perkenalan'. Tapi aku ga percaya. Aku yakin ini tak...