Reva berjalan menuju ruang makan. Pikirannya sedang tidak baik. Perihal buruk datang saat Raka yang tidak mengabari dan membalas pesannya semalam. Reva sudah mencoba meneleponnya tapi tidak mendapat jawaban. Perasaan yang kini menghampirinya sedang berkecamuk didalam hati Reva. Sampai saat ini, Reva masih terus menghubungi Raka. Dan tetap sama, Reva tidak mendapat jawaban.
Reva sudah sampai di depan ruang makan, ia duduk dengan perasaan yang sudah campur aduk. "Kamu kenapa?" Tanya Rafi yang menyadari keanehan di dalam tubuh Reva.
Reva terhentak kemudian tersenyum, "gapapa bang. Kak Reno mana?" Tanya Reva kemudian.
"Masih dikamar kayanya" kata Rafi.
Di meja makan hanya ada Reva dan Rafi. Papa dan mamanya Reva sedang ke Jakarta karena ada urusan keluarga, sedangkan Reno masih sibuk dikamarnya. Reva mengambil dengan malas roti bakar dengan paduan selai cokelat kacang. Reva melahap dan menguyahnya secara nikmat, "ini abang yang buat ya?" Tanya Reva disela kunyahannya.
"Iya. Dalam waktu singkat ini abang akan berumah tangga, dan ga bakal bisa sering kumpul sama kalian" ucap Rafi.
Reva tersenyum sedu mendengarnya ia memeluk bang Rafi yang berada di sampingnya. "Nanti kalo abang udah ga kumpul sama kalian, kamu harus janji. Ga akan berantem lagi sama Reno. Apa lagi kaya kemarin. Abang ga suka" tutur bang Rafi saat Reva memeluknya.
Reva mengangkat kembali kepalanya dari pelukan Rafi dan mendongak ke arahnya. "Maaf ya bang"
Rafi hanya tersenyum. Kemudian Reva melanjutkan kembali rotinya sampai Reno datang dan duduk di hadapannya.
"Selamat pagi, abang, ade" sapa Reno kemudian mengambil roti bakar yang ada di meja.
"Pagi" Jawab Rafi. Reva hanya diam.
"Kak gue ga bareng lo ya" kata Reva.
Reno berhenti melahap rotinya, dan menatap Reva dengan tatapan introgasi. "di jemput pacar?" Tanya Reno singkat.
"Ka--"
"Oh jadi adik abang udah pacaran?" Sela Rafi dengan cepat.
"Ih apaan sih. Aku mau naik motor kak. Udah lama motor itu ga aku pake"
"Pertanyaan abang ga dijawab nih?" Cibir Rafi.
Reva hanya menyengir tanpa menjawab. Kemudian dia bangkit dan segera mengambil tas ransel nya dibawah meja makan.
"Udah ah. Aku mau berangkat" kata Reva segera pergi.
"Hati-hati, Rev" ujar Reno.
---
Reva duduk di taman belakang untuk menunggu kehadiran Raka. Reva sudah tau rutinitas Raka sebelum ia memasuki kelas, Reva tak tahu persis sejak kapan Raka menjadikan taman belakang sekolah itu menjadi prioritasnya sebelum kelas. Reva tak pernah menanyakan soal hal itu kepada Raka, ga penting juga baginya. Yang terpenting sekarang, ia harus tahu kenapa sikap Raka berubah seperti itu.
Sudah hampir 15 menit Reva duduk disana, tidak ada tanda-tanda hadirnya Raka disana. Reva cukup kecewa. Ia bangkit dan segera berjalan menuju kelas. Koridor kelas cukup sepi, karena 2 menit lalu bel masuk sekolah telah berbunyi. Reva berjalan dengan langkah pasrah dan perasaan yang campur aduk, serta pertanyaan sama yang selalu hadir di pikirannya, "Raka kenapa?"
Reva sudah sampai depan kelas, ia melihat Raka duduk di bangkunya dengan santai dan sedang memainkan ponselnya. Perasaan Reva semakin kesal saat melihat Raka memegang ponselnya tetapi tidak sama sekali menjawab dan membalas pesan singkatnya.
Kali ini Reva berjalan dengan langkah cepat dari sebelumnya, dia segera menaruh tas dan kemudian bertanya kepada Raka, tanpa menghiraukan Dinda di sebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Cinta
Teen Fiction[SELESAI] [Proses Editing] Ini bukan suatu kebetulan. Bisa dikatakan ini Takdir. Takdir menemukannya lagi. Lagi yang dulu pernah terpisah. Kata orang 'kesempatan kedua ga akan bisa sama dengan awal perkenalan'. Tapi aku ga percaya. Aku yakin ini tak...