Chapter 29 - Perpisahan

157 8 0
                                    

Reva berjalan dengan sangat cepat melewati koridor sekolah untuk sampai ke parkiran sekolahnya. Tanpa Reva sadari, Raka ada di belakang mengikutinya.

"Reva!" Seseorang memanggil Reva dengan nada sedikit teriak.

Reva diam sejenak. Ia mencerna suara yang tadi memanggilnya, Reva menoleh ke belakang dan mendapati wajah Raka yang sedang tersenyum. Reva membalasnya dengan wajah masam dan melanjutkan langkahnya dengan cepat.

"Rev! Tunggu!" Raka berlari kecil dan memanggil Reva secara terus-menerus.

Setelah jarak mereka yang sudah tidak terlalu jauh, Raka dengan cepat mencekal tangan Reva. "Tunggu Rev!"

"Aw! Sakit" Ringis Reva yang mencoba melepas cekalannya. "Jangan ganggu gue! Gue ga punya waktu!" Lanjut Reva dengan nada sedikit marah.

"Gue bisa anterin lo...." Raka diam sejenak. "Buat ketemu seseorang yang lo jaga perasaannya" ucap Raka lemah.

Reva menatap Raka nanar, namun yang di tatap hanya tersenyum. "Ayo! Nanti telat!" Ucap Raka menyadarkan nya dari lamunan.

Reva mengangguk lemah dan melangkah mengikuti Raka yang sudah berjalan didepannya. "Raka..." Panggil Reva lirih. Raka menoleh dan mengangkat sebelah alisnya, "maaf.." kini Reva menunduk, "maaf untuk apa?" Tanya Raka tertawa hambar, "maaf un--" Ucapan Reva terpotong saat tangannya di genggam Raka menuju ke parkiran, "udah ayo! Nanti lo ketinggalan"

Reva tersenyum tipis, hampir tidak kelihatan kalau ia sedang tersenyum.

Reva menaiki motor Raka setelah Raka menyuruhnya. Setelah Reva sudah siap di jok belakang, Raka segera melajukan motornya dengan kecepatan sedang membelah jalanan Bandung.

"Pelan-pelan aja Rak" ujar Reva dari belakang.

"Gabisa Rev, gue ga mau lo ketinggalan...." Raka menjeda ucapannya sebentar dan melanjutkan nya lagi dengan nada lirih, "dia...."

Reva diam. Raka tersenyum lirih. "Maafin gue Rak" ujar Reva dengan pilu.

Keadaan dijalan hening. Tidak ada yang membuka pembicaraan antara keduanya. Sampai akhirnya mereka sampai di depan rumah Taufik. "Udah sampe Rev" ucap Raka. Reva mengangguk dan membuka helm nya dengan cepat dan segera mengetuk pintu rumah Taufik.

"Assalamualaikum"
"Fik.."
"Taufik"
"Bu Dewi"
"Pa Santo"
"Taufik"
"Assalamualaikum"

Reva telah mengetuk pintu rumahnya dengan cepat dan terus memanggil nama Taufik. Lima menit telah berlalu, namun Reva masih belum mendapat jawaban Taufik.

Ponselnya berdering, ia segera mengambil ponselnya dan mengecek layarnya. Pesan masuk dari Taufik membuat tangannya membuka pesannya cepat.

From :Taufik

Hai. Gue lagi di bandara sekarang. Mungkin lo udah tau ini dari Dinda. Gue cuma pingin lo bahagia, sekarang lo ikutin kata hati lo, Raka nungguin lo. Ga usah pikirin gue, gue ikutin kata lo, gue lagi seseorang, yang semoga dia lebih baik.

Reva langsung menaruh kembali ponselnya di saku bajunya, airmata Reva turun, Reva menangis. Dia segera menghampiri Raka yang tengah memperhatikannya sedari tadi.

"Raka, anterin gue ke bandara" ucap Reva panik dan airmata nya terus turun, tangannya dengan gerakan cepat memakai helm.

Raka segera menyalakan motornya dan segera melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Raka membelah jalanan Bandung yang pagi ini masih padat dengan kendaraan yang berlalu lalang.

Setelah sampai bandara, Reva segera membuka helm yang dipakainya ia segera masuk kedalam bandara dan berharap Taufik masih ada di sana.

Reva memasuki loby utama bandara. Matanya langsung menemukan Taufik yang sedang duduk bersama ibu dan ayahnya. Reva berlari menghampiri Taufik. "Fik..." Panggil Reva dengan sedikit teriak.

Rahasia Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang