Chapter 19 - Diary

206 8 0
                                        

Bel pulang sekolah telah berbunyi, seperti biasanya pagar sekolah ramai di lewati oleh siswa dan siswi yang pingin cepat pulang.

Reva dan Dinda selesai membereskan bukunya. Kemudian Reva berdiri dari tempat duduknya dan pingin keluar kelas, langkahnya terhenti saat namanya dipanggil oleh Raka. Raka segera menghampirinya dan bertanya, "Lo pulang bareng gue kan?"

Baru saja Reva ingin menjawab, namun Taufik membuka mulutnya terlebih dahulu, "Reva pulang bareng gue!" Ucapnya yang kini sudah berdiri disamping Reva.

"I-iya gue pulang bareng Taufik. Gue duluan. Ayuk Fik!" Ajak Reva kemudian langsung pergi dari hadapan Raka. Disusul oleh Dinda dibelakangnya.

--

Setelah sampai di kost-nya, Raka menyandarkan tubuhnya di kursi yang ada di kost-nya. Dia membuka tas dan mengambil diary milik Reva yang ia ambil diam-diam. Raka membuka perlahan lembaran demi lembaran.

Aku sulit untuk mengungkapkannya
Aku fikir ini hanya lelucon biasa
Hatiku berdegup bila di sampingmu
Jantungku berdetak lebih cepat saat bercanda denganmu
Dan itu hanya aku yang tahu.

Revanda.

Seputih melati dan semerah mawar
Aku hanya belum yakin untuk mengungkapkan
'Aku mencintamu'

Revanda.

Kita dipertemukan oleh Allah
Jika Allah meridhoi
Percayalah,
Tanpa kau mengungkap kita akan bersama

Revanda.

Raka belum percaya dengan tulisan di dalam diary Reva. Untuk siapa tulisan ini? Tapi Raka merasa yakin jika Reva mengungkapkan perasaan untuknya lewat diary ini.

Matanya membelalak saat membaca kalimat bertuliskan,

Aku hanya khawatir dengan luka mu
Tapi kau dengan mudahnya menolak rasa perduli ku
Kau harus tahu, aku sakit menerima sikapmu

Revanda.

Hatinya meringis saat membacanya, Reva sangat pintar menyembunyikan perasaannya. Bahkan Raka pun tak bisa membaca raut wajah Reva bahwa dia membalas perasaannya.

Aku hanya takut pada kehilangan
Jadi, jangan salahkan aku jika aku tak berani mengungkapkan semua.

Revanda.

Raka masih membaca tulisan demi tulisan, masih membuka lembar demi lembar. Hatinya senang, saat ia tahu Reva membalas perasaannya. Jika boleh, ia akan melompat-lompat 999 kali, karena terlalu senang.

Aku suka caramu berucap, "Gue suka lo"

Revanda.

Senyum Raka mengembang dengan sangat sempurna. Reva sungguh pintar menyembunyikan perasaannya. Hebat.

Lebih baik aku berjalan di atas pecahan kaca, setidaknya aku bisa melihat luka ku. Dibanding aku harus melihatmu dengan wanita lain. Hatiku memang tidak berdarah. Tapi sangat menyakitkan.

Revanda.

Senyumnya seketika hilang, "jadi Reva cemburu saat Ayana gandeng gue?" Tanya nya kepada diri sendiri. "Lo bodoh banget sih Rak. Bahkan lo ga bisa liat kalo Reva cemburu sama lo!" Marahnya menyalahkan dirinya. Dan tulisan terakhir diary Reva adalah:

Rahasia Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang